REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) T Hasudungan Siregar mengatakan, Eropa tetap menjadi pasar potensial untuk komoditas turunan kelapa Sulut.
"Hal ini terbukti, karena permintaan komoditas turunan kelapa dari beberapa negara di Eropa terus berdatangan," kata Hasudungan, di Manado, Rabu (13/5).
Hasudungan mengatakan, negara Eropa meminati tepung kelapa, minyak kelapa kasar atau crude coconut oil (CCO).
Negara tersebut diantaranya Jerman, Belanda dan juga Inggris.
"Permintaan cukup tinggi ini, diharapkan dapat dipenuhi dengan baik oleh pengekspor Sulut agar pasar terus terbuka lebar," jelasnya.
Dia mengatakan, kualitas dan kuantitas produk harus tetap dijaga para pengekspor dan petani Sulut karena akan menjadi penentu saat produk tiba ditempat tujuan. "Jangan sampai terjadi penolakan serta produk sampai di negara tujuan, karena kualitasnya telah berubah," jelasnya.
Pemerintah, katanya, akan terus memfasilitasi baik pelatihan, pembinaan bagi para pengekspor serta memberikan kemudahan saat pengurusan kelengkapan berkas ekspor seperti surat keterangan asal (SKA).
Tahun ini, katanya, pemerintah akan terus melakukan diversifikasi produk turunan kelapa sehingga lebih banyak. Saat ini produk turunan kelapa baru sekitar 40-an jenis, padahal bisa mencapai ratusan jenis.