REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Michel Samaha, mantan menteri Libanon dijatuhi hukuman selama empat setengah tahun penjara pada Rabu (13/5). Samaha ditangkap tiga tahun lalu karena menyelundupkan bahan peledak dari Suriah ke Libanon dan membentuk sebuah kelompok teroris.
Samaha, yang dekat dengan pemerintah Suriah, telah ditahan sejak Agustus 2012. Ia diadili oleh pengadilan militer atas tuduhan terkait dengan plot yang diduga dibuat dengan kepala keamanan Suriah, Ali Malmuk. Samaha mengaku tuduhan itu pada bulan lalu dan memberikan rincian dari rencana tersebut.
Menteri Kehakiman Lebanon, Ashraf Rifi, mengatakan penahanan tersebut adalah ejekan terhadap keadilan. Samaha layak mendapatkan hukuman yang lebih berat untuk dugaan perannya dalam merusak keamanan Libanon, katanya seperti dilansir Reuters pada Rabu (13/5).
"Hari ini adalah hari hitam dalam sejarah pengadilan ini. Apa yang terjadi dalam kasus ini adalah aib, dan kami akan melakukan segalanya untuk mengubah keputusan itu," kata Rifi.
Penangkapan Samaha dalam kasus yang juga telah menghasilkan dakwaan terhadap dua pejabat Suriah, salah satu jenderal top, menandai terobosan besar dengan masa lalu. Tindakan terhadap Damaskus atau sekutu Libanon yang dulu tak terpikirkan.
Kasus ini memikat publik Libanon yang terbiasa melihat kekerasan politik dibiarkan begitu saja. Ini adalah contoh lain bagaimana gejolak di Suriah beriak melalui sebuah negara, di mana Damaskus telah memainkan peran utama selama beberapa dekade dan yang masa depannya akan dibentuk oleh hasil dari perang saudara di negara tetangga.