REPUBLIKA.CO.ID,HAVANA -- Presiden Kuba Raul Castro siap menjalin hubungan diplomatik dengan dunia internasional. Kebijakan ini diambil setelah Amerika Serikat (AS) menghapus Kuba dari daftar hitam negara teroris.
"Tuduhan tersebut tidak adil dan akan segera dicabut. Kuba bisa segera menempatkan para duta besar," ujar Castro dikutip New York Times, Selasa (12/5).
Pencabutan akan mulai berlaku pada 29 Mei mendatang. Namun, baik AS maupun Kuba belum secara total menyelesaikan seluruh permasalahan mereka sejak AS memutuskan hubungan dengan Kuba pada 1961.
Departemen Luar Negeri Kuba, menaggapi positif pernyataan Castro. Seorang sumber mengatakan langkah diplomatik perlu dilakukan. Namun, pihak Kuba belum memastikan kapan memulai langkah diplomatik tersebut.
"Belum ada waktu yang ditetapkan karena kami masih dalam proses negosiasi," ujar sumber.
Sementara bagi AS, izin diplomatik membahas kemungkinan para diplomat bergerak bebas di Kuba. Untuk sementara, diplomat AS hanya diizinkan beraktivitas di Havana, kecuali mereka meminta izin lebih lanjut.
Sebaliknya, diplomat Kuba pun belum mendapat akses ke Washington maupun markas PBB di New York. Pejabat AS dan Kuba telah mengadakan tiga putaran pembicaraan tentang hubungan diplomatik. Namun, hasil pertemuan yang berakhir Maret lalu belum dipublikasikan secara umum.