REPUBLIKA.CO.ID,PHILADELPHIA -- Sebuah kereta cepat tergelincir di Philadelphia dan menewaskan tujuh orang dan sekitar 200 orang penumpang terluka, Selasa (12/5).
Masinis kereta saat itu melaju dengan kecepatan sekitar 170 kilometer per jam. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat menyebutkan bahwa masinis sempat menggunakan rem darurat hingga kecepatan turun menjadi 102 kilometer per jam.
“Sistem kontrol kecepatan di sepanjang rute Amtrak Northeast Corridor belum ditempatkan. Sehingga bukti tadi didapat dari kotak hitam lokomotif,” terang staf NTSB Robert Sumwalt dilansir dari BBCNews, Kamis (14/5).
Pihaknya pun menyesali keterlambatan pemasangan sistem tersebut. Kereta cepat Amtrak 188 dengan tujuan Washington-New York itu mengangkut puluhan juta penumpang per tahunnya serta menjadi andalan moda transportasi nasional AS.
Presiden AS Barack Obama pun menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut. Lantaran di antara korban tewas, baru dua orang teridentifikasi, yakni perancang software media the Associated Press Jim Gaines (48 tahun) dan taruna Navy Seal Justin Zemser (20 tahun).
Hingga kini, tim SAR masih mencari kemungkinan korban lainnya di lokasi kejadian. Para anggota Kongres pun memperdebatkan masa depan anggaran Amtrak setelah kejadian ini.
Pendapat mereka terbelah antara pemangkasan anggaran atau sebaliknya pernambahan anggaran infrastruktur transportasi lewat pendanaan federal.