REPUBLIKA.CO.ID,NEBRASKA -- Para peternak domba serta pemilik pengolahan daging di Colorado, Nebraska, dan Illinois berharap kalangan Muslim Amerika berminat membeli daging domba mereka.
"Kita banyak kehilangan penggemar daging domba beberapa dekade terakhir,” ujar Executive Director the American Lamb Board Megan Wortman dilansir dari Muslimgoodnews, Kamis (14/5).
Saat ini rata-rata satu warga Amerika hanya mengonsumsi 0,5 kilogram daging domba per tahunnya. Angka tersebut berbanding jauh dengan angka konsumsi rata-rata daging sapi yang mencapai 25 kilogram per tahun. Serta 45 kilogram konsumsi daging ayam per tahun.
Wortman menyebutkan, kemunduran angka konsumsi daging domba akibat persepsi salah orang Amerika tentang cara pengolahan daging yang dianggap lebih susah. Sementara hasil olahannya cenderung lebih keras.
Pernyataan itu dikuatkan oleh Pusat Riset Pemasaran Kementerian Pertanian AS. Puncak keengganan warga AS pada daging domba terjadi medio tahun 2012. American Lamb Board pun memperkirakan muncul segmen pasar baru dari kalangan Muslim dan Latin.
Pada tahun 2013, diperkirakan terdapat 5,7 juta orang Muslim Amerika dengan total penghasilan kotor 98 miliar dolar AS per bulannya.
Untuk menyasar kelompok Muslim, American Lamb Board pun memakai strategi pemasaran khusus yang mengikuti syariat Islam. Misalnya, tidak memakai foto model berhijab di kemasan produk serta membuka situs yang membahas tentang dunia kuliner halal.
Mereka pun gencar beriklan di kantong-kantong penduduk Muslim AS, seperti Detroit, Chicago, dan New York. Walhasil, penjualan daging domba mulai merangkak naik.
“Kita memang selalu mencari daging berkualitas bagus sekitar 25 kilogram per harinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Muslim. Hal ini memang berbeda dengan kultur Amerika,” ujar penjual daging domba di Fort Collins, Colorado Abdel Himat.
Muslim asal Sudan ini pun biasanya membeli sekitar 20 ekor domba setiap pekan untuk memenuhi kebutuhan tadi.