REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Kongres Yahudi Eropa Moshe Kantor menyebut pengakuan Vatikan terhadap negara Palestina tak menguntungkan.
"Itu akan memupus peluang penyelesaian damai melalui perundingan konflik dan membuat berani kaum fanatik," ujarnya, Rabu (13/5).
Abraham Foxman dari Liga Anti-Defamasi mengatakan kesepakatan itu terlalu dini dan akan merusak penyelesaian dua-negara melalui perundingan bagi konflik tersebut.
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan kecewa. "Tindakan ini tidak mendorong proses perdamaian dan menjauhkan pemimpin Palestina dari kembali ke perundingan bilateral dan langsung," kata kementerian itu di dalam pesan tertulis.
Amerika Serikat dan Israel menentang pengakuan tersebut. Kedua negara berkilah itu akan merusak upaya pimpinan AS merundingkan kesepakatan Palestina-Israel.
Kebanyakan negara di Eropa Barat telah menahan pengakuan mereka, tapi sebagian telah mengisyaratkan posisi mereka dapat berubah jika upaya perdamaian tetap buntu.
Sidang Majelis Umum PBB pada 29 November 2012 mensahkan satu resolusi yang mengakui Palestina sebagai negara pengamat non-anggota. Resolusi tersebut disambut pada saat itu oleh Vatikan yang memiliki status yang sama.