REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – RSUD Indramayu merawat dua balita yang mengalami gizi buruk. Balita pertama bernama Hadian (2 bulan), warga Desa Sukalila, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu. Dia harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit agar dapat bertahan hidup.
Ibu kandungnya, Dian mengatakan Hadian sebenarnya lahir dengan berat badan normal, yakni 3,3 kg. Namun saat ini, berat badannya justru turun menjadi 2,7 kg. "Kata dokter, Hadian menderita gizi buruk. Sudah lima hari dirawat di sini, tidak tahu sampai kapan," katanya saat ditemui sedang menunggui anaknya di RSUD Indramayu, Rabu (13/5).
Selain Hadian, balita lain yang juga dirawat akibat gizi buruk adalah berinisial F. Kondisi balita yang berumur dua tahun itu bahkan lebih memprihatinkan karena dia juga diduga menderita HIV/AIDS, yang ditularkan ibu kandungnya.
Kondisi F itu terungkap saat dia dibawa ibu kandungnya, berinisial W (35), untuk berobat ke RSUD Indramayu, Sabtu (9/5). F hanya memiliki berat badan 4,9 kg dan kondisinya terus menurun.
Namun, kedatangan W dan F ditolak pihak rumah sakit, dengan alasan belum membayar iuran BPJS Kesehatan selama sembilan bulan, dengan nilai Rp 25.500 per bulan. ''Kami tidak bisa membayar iuran BPJS Kesehatan karena tidak punya uang,'' ujar salah seorang adik W, Erni (27), saat ditemui di rumahnya, Selasa (12/5).
Erni menuturkan, meski rumah mereka di belakang kompleks pemerintahan Indramayu, di Kecamatan/Kabupaten Indramayu, namun keluarganya tidak tersentuh bantuan dari Pemkab Indramayu.
Kejadian memilukan itu kemudian terdengar oleh Wakil Ketua DPRD Indramayu, Abas Assafah. Ketua DPC PKB Kabupaten Indramayu itu lantas mengirimkan anggota Fraksi PKB, Azun Mauzun, untuk mendatangi rumah warga miskin tersebut, Selasa (12/5).
Azun yang datang ke rumah tersebut langsung membawa ibu dan anak itu ke RSUD Indramayu. Setelah diperiksa dokter, diketahui bahwa W sebelumnya pernah dirawat di RSUD Indramayu, dan diduga kuat teridentifikasi HIV/AIDS.
Bahkan, kala itu dokter mewajibkannya kontrol rutin di klinik mawar, yang ada di kompleks RSUD Indramayu. Seperti diketahui, klinik mawar adalah klinik untuk penanganan khusus ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
Sedangkan anaknya, F, diduga tertular HIV/AIDS dari ibunya. F saat ini mengalami kekurangan gizi dan penurunan daya tahan tubuh.
''Kami juga akan melakukan uji lab darah dan urine,'' ujar dokter yang memeriksanya, Rauf.
Azun menyatakan, keberadaan dua balita penderita gizi buruk itu merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Dia menilai, kondisi tersebut menandakan kurangnya pengawasan dari petugas medis di Kabupaten Indramayu. "Padahal anggaran untuk gizi buruk sangat besar," katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, membenarkan F menderita gizi buruk. Bahkan, sudah mendapat penanganan dari puskesmas setempat sejak beberapa bulan sebelumnya. Namun ternyata, kondisi F tak kunjung membaik.
"Sekarang baru ketahuan, F juga menderita penyakit penyerta, yang diduga HIV/AIDS karena tertular ibunya," tandasnya.