Kamis 14 May 2015 17:51 WIB

Polisi Filipina Selidiki Penyebab Kebakaran Pabrik Sandal

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Polisi mengevakuasi jenazah korban kebakaran pabrik sandal di Manila, Filipina, Kamis (14/5).
Foto: reuters
Polisi mengevakuasi jenazah korban kebakaran pabrik sandal di Manila, Filipina, Kamis (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Polisi Filipina mulai menggelar investigasi mencari tahu penyebab kebakaran pabrik sandal karet, Kentex Manufacturing Corp di pinggiran ibu kota Manila, Filipina, Kamis (14/5).

Ahli forensik dikerahkan untuk mengidentifikasi para korban tewas. Nama pekerja dicocokkan dengan korban yang dilaporkan hilang.

Wakil Direktur Polisi Jenderal Leonardo Espina mengatakan polisi akan mengumpulkan segala bukti dan kesalahan. Kepala pemadam kebakaran kota Valenzuela, Mel Jose Lagan mengatakan penyelidik akan fokus pada kenapa pekerja tidak bisa melarikan diri.

Mereka juga akan menyelidiki mengapa lebih banyak orang di dalam gedung dari yang diizinkan. Jendela berteralis cukup wajar digunakan di kantor, pabrik dan rumah di Filipina. Fungsinya untuk mencegah pencuri masuk ruangan.

Sementara di pabrik dan tempat kerja, teralis berfungsi mencegah karyawan menyelundupkan barang keluar pabrik.

Wali Kota Valenzuela Rex Gatchalian mengatakan sulit menentukan berapa banyak orang di dalam gedung ketika kebakaran terjadi.

Kepala kantor penyidik polisi medis nasional, Emmanuel Aranas mengatakan sidik jari tidak bisa lagi digunakan untuk mengidentifikasi korban terbakar. Pihaknya akan mengandalkan data gigi, DNA dan barang personal yang masih melekat di tubuh.

Gatchalian menduga para pekerja melarikan diri ke lantai dua namun terjebak karena tidak bisa keluar. Komandan pemadam kebakaran distrik Wilberto Rico Neil Kwan Tiu mengatakan pekerja kewalahan oleh asap hitam dari karet yang terbakar. Bahan kimia juga mudah terbakar sehingga api menyebar dengan cepat.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement