REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Departemen Pembangunan Karakter Bangsa Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI NASIONAL) Mohammad Nasih menilai saat ini dinamika kehidupan mahasiswa statis. Bahkan dia mengatakan kampus ibarat kandang ayam potong.
"Saat ini, banyak kampus menjadi ibarat kandang ayam potong. Tidak ada dinamika mahasiswa. Malas diskusi, malas aksi. Yang penting, jika sudah kuliah empat tahun, mahasiswa harus diwisuda. Persis seperti ayam potong yang jika sudah 60 hari, harus dipotong, baik kakinya lurus maupun pengkor," ujar Nasih dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/5).
Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia ini melanjutkan mahasiswa yang tidak turun aksi pada 20 Mei, dia sesungguhnya sedang tinggal di kandang ayam, bukan kampus.
Doktor Ilmu Politik tersebut mengatakan mahasiswa adalah inti gerakan. Jika mahasiswa bergerak, yang lain mungkin akan ikut bergerak. Jika mahasiswa melempem, maka pasti yang lain akan lebih parah. Karena itu, yang harus digerakkan dulu adalah mahasiswa.
Nasih mengungkapkan seruan aksi tersebut berusaha membidik isu situasi nasional yang semakin buruk. "Isu besarnya adalah situasi nasional yang makin buruk. Pemerintahan yang lemah dan menambah persoalan. Ganti pemimpin nasional yang kuat dan bisa menggunaan kewibawaan untuk membangun negara," ungkap dia.