Jumat 15 May 2015 05:47 WIB

Pengendara Ini Menyempatkan Baca Alquran Saat Menunggu Lampu Merah

Pengendara membaca Alquran ketika menunggu lampu merah di Bandung.
Foto: Facebook
Pengendara membaca Alquran ketika menunggu lampu merah di Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah akun Facebook milik Meirna Nurdini Thomas mengunggah foto unik pengendara sepeda masih menyempatkan membaca Alquran ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Meski kejadiannya hampir sebulan lalu, namun foto yang diunggahnya masih menjadi perbincangan hangat di media sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut.

Banyak akun yang memuji tindakan pengendara yang berhenti di persimpangan Samsat-Kiaracondong, Bandung, tersebut yang mau meluangkan waktu untuk membuka kitab suci tersebut di sela-sela waktu berhenti. Bahkan, tidak sedikit komentator yang merasa malu, lantaran merasa selama ini tak pernah membaca Alquran di waktu senggang.

Berikut isi status Meirna Nurdini Thomas yang disertai dua foto pengendara motor saat sedang membaca salah satu surat dalam Alquran:

Pagi ini dalam perjalanan menuju kantor... di persimpangan Samsat - Kiaracondong...

kalau saja tadi suami enggak ngebut, mungkin gak akan mendapati pemandangan ini...

Speechless...

Ternyata masih ada orang yang mau memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan...

Brp lama sih lampu merah menyala paling lama...? Gak sampai 5 menit sepertinya (lampu merahnya udah gak pake timer)...

Dan bapak di sebelah kiriku masih sempat membuka Al Qur'an kecilnya...

Mungkin membaca, atau menghafal juz 'amma... karena yang dibuka bagian halaman akhir...

(kali ini sempet mengcapture...)

Dan selalu banyak cara Allaah mengingatkan aku...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement