Jumat 15 May 2015 17:43 WIB

Pesantren Maritim Miliki Peran Strategis

Rep: c30/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah santri pesantren mengikuti pengajian
Foto: Antara/Rudi Mulya/ca
Sejumlah santri pesantren mengikuti pengajian "Kitab Kuning".

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Mohsen Alaidris menilai keberadaan pesantren memiliki peran yang sangat strategis dalam dunia pendidikan dan penggerak kesejahteraan masyarakat.  “Peran pondok pesantren sangat strategis dalam berbagai bidang, tak terkecuali pemberdayaan ekonomi,” ujar Mohsein di Kantor Kementria Agama RI belum lama ini.

Dirjen Pondok Pesantren Mohsein mengatakan, peran pesantren yang berada di wilayah pesisir ini berpotensi sebagai pesantren maritim. Dengan berbagai pelatihan kemudian usaha pengelolaan dan pengembangan sumber daya laut, pesantren dapat sebagai penggerak percepatan industrialisasi kelautan, dan perikanan.

Selain untuk kesejahteraan penduduk pesantren, program pesantren maritim ini memiliki visi meningkatkan ekonomi umat. Jadi, pesantren juga memiliki peran untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, dengan cara masyarakat tersebut ikut berpartisispasi aktif mengembangkan produk yang diolah. “Misalnya untuk pendistribusian sampai ke tahap pemasaran bekerjasama dengan penduduk setempat,” ujar Mohsein.

Fungsi dan peran pesantren yang beragam ini, menurut Mohsein memungkinkan pesantren menjadi mitra pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menjauhkan masyarakat dari tindakan-tindakan radikal. Banyaknya pengalaman menunjukkan betapa tingginya kemiskinan telah membawa masyarakat menjadi rentan dari tindakan radikal hanya karena iming-iming ribuan rupiah saja.

Oleh karena itu, menurut Mohsein peran pesantren sangat dibutuhkan dalam kancah dunia pendidikan yang sudah harus juga siap dengan arus globalisasi dan modernisasi. Melahirkan putra putri penerus bangsa menjadi masyarakat yang telah siap dan mandiri namun tetap terbekali dengan nilai-nilai spiritual agama yang dimiliki.

Mohsein mengatakan, pada 18 Mei 2015, dirinya bersama jajaran mentri agama akan meluncurkan program pemberdayaan ekonomi umat melalui pondok pesantren (PEP). Pemberdayaan ekonomi umat tahun ini akan difokuskan pada daerah-daerah perbatasan dan kepulauan, atau disebut dengan pesantren maritim tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement