Jumat 15 May 2015 21:26 WIB

Psikolog Heran Kenapa Artis Pilih Jadi PSK

Rep: C32/ Red: Ilham
Prostitusi online terkait tuntutan gaya hidup.
Foto: Antara
Prostitusi online terkait tuntutan gaya hidup.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Musni Umar heran dengan artis yang lebih memilih pekerjaan sampingannya menjadi seorang pekerja seks komersial (PSK). Hal tersebut ia utarakan terkait dengan terungkapnya bisnis prostitusi yang menjadikan artis sebagai PSK-nya.

“Kenapa jadi PSK? Kan bisa ya mereka bikin bisnis prospektif,” ungkap Musni kepada ROL, Jumat (15/5). Menurutnya, uang yang dihasilkan dari pekerjaannya menjadi artis kan bisa digunakan sebagai bisnis butik, restoran, atau bisnis lainnya yang dirasa cukup prospektif.

Namun, Musni tak menyangkal jika artis lebih memilih sebagai PSK karena instannya uang yang diperoleh dalam jumlah besar pada waktu yang singkat. “Tapi saya mau ingatkan, untuk memperoleh uang panas dari bukan kerja keras akan mudah perginya,” kata Musni.

Lebih lanjut ia menjelaskan, artis bisa melakukan hal tersebut karena kebutuhannya untuk bertahan hidup di lingkungan yang serba bersaing. “Wajar, artis biasanya ada batas tenar. Sudah umur 40-50 tahun tidak semuanya mengalami tingkat populer yang sama,” tutur Musni.

Hal itu, kata dia, tentu menjadi kasus yang berbeda jika disandingkan dengan artis senior Titiek Puspa. Titiek adalah artis yang sudah tak lagi muda, tapi kiprah popularitasnya masih ada hingga sekarang. "Seharusnya artis juga bisa mencontoh, agar tetap bertahan dengan menghasilkan karya yang baik, bukan dengan menjadi PSK untuk meraup uang dan popularitas,” ungkap Musni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement