REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Musni Umar heran dengan artis yang lebih memilih pekerjaan sampingannya menjadi seorang pekerja seks komersial (PSK). Hal tersebut ia utarakan terkait dengan terungkapnya bisnis prostitusi yang menjadikan artis sebagai PSK-nya.
“Kenapa jadi PSK? Kan bisa ya mereka bikin bisnis prospektif,” ungkap Musni kepada ROL, Jumat (15/5). Menurutnya, uang yang dihasilkan dari pekerjaannya menjadi artis kan bisa digunakan sebagai bisnis butik, restoran, atau bisnis lainnya yang dirasa cukup prospektif.
Namun, Musni tak menyangkal jika artis lebih memilih sebagai PSK karena instannya uang yang diperoleh dalam jumlah besar pada waktu yang singkat. “Tapi saya mau ingatkan, untuk memperoleh uang panas dari bukan kerja keras akan mudah perginya,” kata Musni.
Lebih lanjut ia menjelaskan, artis bisa melakukan hal tersebut karena kebutuhannya untuk bertahan hidup di lingkungan yang serba bersaing. “Wajar, artis biasanya ada batas tenar. Sudah umur 40-50 tahun tidak semuanya mengalami tingkat populer yang sama,” tutur Musni.
Hal itu, kata dia, tentu menjadi kasus yang berbeda jika disandingkan dengan artis senior Titiek Puspa. Titiek adalah artis yang sudah tak lagi muda, tapi kiprah popularitasnya masih ada hingga sekarang. "Seharusnya artis juga bisa mencontoh, agar tetap bertahan dengan menghasilkan karya yang baik, bukan dengan menjadi PSK untuk meraup uang dan popularitas,” ungkap Musni.