REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Peningkatan kegempaan yang terjadi belakangan ini memicu terjadinya tembusan solfatara di sekitar dinding kawah Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Jadi, di dinding kawah muncul celah-celah yang mengeluarkan gas-gas oksida belerang. Ini karena dipicu kegempaan," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen Farid Ruskanda Bina di Tomohon, Sabtu (16/5).
Kegempaan saat ini, kata dia, masih fluktuatif, di mana sering terjadi peningkatan namun pada beberapa hari kemudian kembali menurun.
Penurunan kegempaan tersebut, lanjut dia, belum dapat dikategorikan normal, karena bila dihitung intensitasnya masih di atas normal lima kali dalam sehari. "Statusnya saat ini masih siaga pada level III dengan radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan," katanya.
Belum normalnya aktivitas kegempaan Gunung Lokon, kata dia, harus disikapi dengan kesiapsiagaan warga yang masuk radius bahaya, termasuk tidak melakukan pendakian ke kawah atau puncak.
"Enam jam terakhir kegempaan yang terekam satu kali gempa vulkanik dalam, dua kali vulkanik dangkal dan tiga kali gempa embusan. Ini menggambarkan aktivitas kegempaan masih tinggi," katanya.
Sejak letusan September lalu, kegempaan salah satu gunung api aktif di Sulut ini masih fluktuatif, dan belum diturunkan statusnya ke level waspada atau normal sejak Juni 2011.