REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota melalui Dinas Pertanian menyampaikan sekitar dua hektare lahan mangrove di Surabaya mengalami rusak parah akibat terlilit sampah sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon.
"Dua hektare luas lahan mangrove (hutan bakau) di Surabaya rusak parah karena sampah," ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Joestamadji di sela peninajuan di Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya, Sabtu (16/5).
Lahan mangrove di Surabaya mencapai 700 hektare yang terbentang dari Sungai Lamong hingga Sungai Gunung Anyar. Berdasarkan data yang dimilikinya, saat ini terdapat 200 hektare mangrove mengalami rusak, namun tidak parah sehingga tetap bisa tumbuh dan hijau kembali.
"Berbeda dengan dua hektare yang rusak parah dan ini sangat memprihatinkan. Kami minta warga sadar dengan tidak membuah sampah di sungai karena sangat berpengaruh terhadap tanaman maupun satwa sekitarnya," katanya.
Mengantisipasi masuknya sampah yang dibawa dari sungai ke lahan mangrove, pihaknya telah membuat jaring-jaring sebagai penahan agar tak sampai terkena batang maupun akar mangrove.
"Tapi kekuatan jaring tetap tidak bisa menahan semua sampah yang masuk. Jalan satu-satunya yakni dengan manual atau tenaga manusia," katanya.
Selain sampah, penyebab kerusakan mangrove lainnya juga ulat yang memakan daun-daun sehingga mengakibatkan kerusakan, meski tidak dikategorikan parah.