Ahad 17 May 2015 07:00 WIB

Myanmar Menolak Disalahkan Terkait Pengungsi Muslim Rohingya

Rep: Gita Amanda/ Red: Erik Purnama Putra
Para perempuan pengungsi Muslim Rohingya.
Foto: Reuters
Para perempuan pengungsi Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Pemerintah Myanmar menolak untuk disalahkan terkait kasus migran Muslim Rohingya. Mereka bahkan tak mau hadir ke pertemuan puncak di Thailand yang akan membahas masalah tersebut. Aljazeera melaporkan pada Sabtu (16/5), kantor Presiden Thein Sein mengatakan, Myanmar tak akan menghadiri pertemuan di Thailand jika pertemuan tersebut membahas masalah Rohingya.

Padahal pertemuan yang akan berlangsung pada akhir bulan ini memang bertujuan meredakan keadaan darurat yang terjadi setelah ribuan pengungsi Rohingya terdampar di lautan. Kepala kantor Presiden Myanmar Mayor Zaq Htay mengatakan, mereka tak mengabaikan masalah migran.

Namun, menurutnya, para pemimpin Myanmar yang akan memutuskan apa akan datang atau tidak ke pertemuan jika pembahasan terkait Rohingya. "Kami tak akan menerima tuduhan yang menyatakan Myanmar sebagai sumber masalah," katanya.

Menolak disalahkan terkait Rohingya, Myanmar malah menyalahkan sejumlah negara tetangganya mengenai krisisi ini. Menurut Zaw Htay, mendorong kembali pengungsi ke laut merupakan tindakan yang tak manusiawi. "Dari sudut pandang kemanusiaan, itu menyedihkan melihat orang-orang itu didorong ke laut oleh beberapa negara," ungkap Zaw Htay.

Ribuan pengungsi yang mayoritas merupakan Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar dengan menggunakan kapal yang penuh sesak. Mereka mencapai Malaysia, dan selama ini telah menerima lebih dari 45 ribu Rohingya. Namun kini Malaysia mengatakan tak bisa lagi menerima hal ini, hal yang sama disuarakan Indonesia dan Thailand.

Untuk itu Thailand berencana menggelar pertemuan regional pada 29 Mei demi membahas akar penyebab imigrasi tak teratur di Samudra Hindia ini. Rencananya pertemuan akan dihadriri 15 negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement