Ahad 17 May 2015 11:02 WIB

Pasukan Khusus AS Bunuh Pemimpin Senior ISIS

Rep: c21/ Red: Satya Festiani
ISIS eksekusi warga Kristen Etiopia.
Foto: Al Arabiya
ISIS eksekusi warga Kristen Etiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINTON -- Seorang pemimpin ISIS telah terbunuh oleh pasukan khusus Amerika Serikat. Ia terbunuh dalam serangan udara Amerika yang menargetkan militan di Suriah.

Komando Delta Force yang digunakan adalah helikopter UH-60 Black Hawk dan V-22 Osprey yang menghantam ke Suriah Timur dari Irak. "Mereka terlibat baku tembak dengan ISIS, dan membunuh seorang tokoh kunci dalam kelompok Abu Sayyaf dan menangkap istrinya," kata pejabat Amerika Serikat, Sabtu (16/5).

Para pejabat menjelaskan, Sayyaf adalah orang Tunisia yang menjadi komandan ISIS dengan mengelola penjualan minyak dan gas di pasar gelap untuk mengumpulkan dana. Mereka juga mengatakan, Presiden Barrack Obama memerintahkan operasi semalam, yang menewaskan selusin pejuang ISIS yang telah direncanakan selama seminggu.

Ini adalah operasi khusus pertama Amerika Serikat dalam Suriah dari misi yang gagal tahun lalu, untuk menyelamatkan sandera Amerika dan Asing yang ditahan oleh ISIS di Timur Laut Suriah.

Kewaspadaan Amerika bertambah dalam konflik Timur Tengah, Obama telah berjanji untuk tidak melakukan serangan darat utama dalam memerangi ISIS, yang mengambil alih sejumlah daerah di Suriah dan Irak. Tapi, Obama telah membuka jalan kepada rencana serangan pasukan khusus. Sampai saat ini, tidak jelas apakah ini memulai babak baru dalam perang Suriah.

Pasukan Arab dan AS telah melakukan serangan udara hampir setiap harinya terhadap kelompok-kelompok garis keras Islam di Suriah, termasuk ISIS sejak September lalu.

Menteri Pertahanan AS, Ash Carter mengatakan operasi itu dimaksudkan untuk menangkap Abu Sayyaf, namun dia tewas ketika baku tembak dengan AS. Istri Abu Sayyaf yang ditangkap kemudian ditempatkan di tahanan militer AS yang berada di Irak. Ia ditanyai tentang ISIS dan sandera yang ditahan kelompok tersebut.

Menurut Carter, tidak ada pasukan AS yang tewas atau terluka selama operasi. "Operasi tersebut merupakan pukulan telak lain untuk ISIS, dan itu adalah pengingat bahwa AS tidak akan pernah goyah dalam memerangi teroris yang mengancam warga negara kita, juga orang-orang dari teman sekutu kami," tegas Carter.

Sumber lokal Suriah yang dihubungi Reuters mengatakan, dua orang senior ISIS lainnya juga tewas bersama Abu Sayyaf. Serangan tersebut tidak lebih dari setengah jam menurut sumber. Namun, hal tersebut tidak bisa bisa diveritifikasi secara independen.

Para pejabat AS belum berani berkomentar mengenai apakah militan senior ISIS lainnya tewas dalam serangan itu.

Serangan di Suriah datang saat ISIS menyatakan khalifah di daerah itu dan mengontrolnya dengan kejam. Mereka melakukan pembantaian dalam mencetak keuntungan di Irak dan kemajuan di Suriah.

Militan ISIS mengangkat bendera hitam mereka di atas markas Pemerintah Ramadi, Jumat (15/5). Kemudian mereka mengklaim kemenangan setelah menduduki sebagian besar Ibukota Provinsi.

Jika Ramadi jatuh, berarti itu adalah kota besar pertama yang direbut oleh pemberontak Sunni di Irak sejak pasukan keamanan dan kelompok-kelompok paramiliter mulai mendorong mereka tahun lalu.

Wakil Rakyat AS, John Boehner mengatakan, berterima kasih untuk melanjutkan dukungannya kepada tentara AS yang terlibat dalam serangan Suriah. Tapi, Boehner yang seorang Republikan mengatakan ia sangat prihatin oleh ISIS di Ramadi, yang katanya mengancam stabilitas dan kedaulatan Irak, yang sangat penting untuk kepentingan AS.

Dilain sisi, kritikus Republik dari Demokrat, Hawkist mengatakan dia tidak bertindak cukup tegas dalam mengendalikan munculnya ISIS.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement