Ahad 17 May 2015 14:20 WIB
Kontroversi Nada Membaca Alquran

'Baca Alquran Langgam Jawa, Bisa Hilangkan Kesucian'

Rep: c 93/ Red: Indah Wulandari
Yunahar Ilyas
Foto: ROL
Yunahar Ilyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Sebagai kitab suci umat Islam, bacaan Alquran harus benar-benar mencerminkan kesucian serta makna isinya sebagai wahyu dari Allah SWT.

 

Baca Juga

“Membaca Alquran tidak sama dengan membaca Bahasa Arab. Ada tajwidnya dan makharizul huruf  yang tidak bisa ditawar. Ha, ya ha, nggak boleh jadi kha, a, ya a, nggak boleh jadi o,” kata Ketua PP Muhammadiyah Prof. Yunahar Ilyas kepada Republika, Ahad (17/5).

 

Yunahar tidak melarang pembacaan Alquran dengan nada langgam Jawa. Tetapi, kata dia, harus tetap mencerminkan bahwa yang dibaca itu Alquran. Jangan sampai,ujarnya, karena ingin memperkaya lagu, orang yang mendengar bacaan Alquran tersebut menjadi seperti mendengar nyanyian.

 

“Nanti muncul juga kayaknya bacaan Alquran versi seriosa, ada versi dangdut, versi Melayu, versi rock. Itu kan bisa menghilangkan kesucian Alquran, bisa jadi orang lupa, ini nyanyi apa bacaan Alquran,” terang dia.

Dia melanjutkan, permasalahan membaca Alquran dengan langgam Jawa bisa menyebabkan tajwid diabaikan oleh lagunya. Selain itu, lanjut dia, dasar pembacaannya kedua bahasa pun berbeda.

 

“Satu Bahasa Arab, Satu Bahasa Jawa, dipertemukan dalam satu irama dengan dasar yang berbeda  bisa terjadi pemaksaan. Kemarin itu saya dengar termasuk pemaksaan,” tambah dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement