REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Jalan penghubung antardesa Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya telah rusak parah sejak lama. Akibat kondisi jalan rusak dan kontur jalan yang naik turun, dikhawatirkan akan meningkatkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
"Banyak ibu hamil yang melahirkan di tengah jalan di dalam mobil ambulans, hampir setiap tahun ada yang melahirkan di jalan," ujar Kepala Puskesmas Kecamatan Karangjaya Yayat Priyatna kepada Republika, Ahad (17/5).
Yayat menjelaskan, melahirkan di tengah perjalanan sangat beresiko meningkatkan AKI dan AKB. Saat terjadi pendarahan di dalam mobil, penanganannya akan lebih sulit.
Menurutnya, hal tersebut telah disampaikan ke dinas yang menangani infrastruktur jalan dan Dinas Kesehatan (Dinkes) pada 2014. Akan tetapi sampai saat ini belum ada perkembangan.
Untuk mengantisipasi hambatan karena jalan yang rusak, Yayat menerangkan, ibu hamil yang akan melahirkan biasanya sebelum waktunya dirujuk ke Puskesmas Poned (Pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar).
Puskesmas Poned terdekat berada di Kecamatan Cineam dan Manonjaya. Biasanya ibu hamil dirujuk ke Puskesmas Poned Manonjaya. Dari Sirnajaya ke Manonjaya jarak tempuhnya sekitar satu jam lebih.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Tasikmalaya, Bambang mengatakan, pihaknya tidak mengabaikan jalan desa, hanya saja terkendala oleh jumlah anggaran yang terbatas.
Anggaran perbaikan jalan desa sumbernya dari dana transportasi pertasi perdesaan. Jumlahnya sebesar Rp 3 miliar per tahun.
Menurut Bambang, anggaran sebesar itu hanya bisa digunakan untuk perbaikan rata-rata enam jalan desa dalam setahun. Rata-rata satu desa membutuhkan anggaran Rp 500 juta. Sementara, di Kabupaten Tasikmalaya 351 desa.
"Sampai saat ini kendalanya tetap sama yakni keterbatasan anggaran," kata Bambang.