REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia melakukan serangkaian pembicaraan tingkat tinggi dengan negara tetangganya pada Ahad (17/5).
Pembicaraan tersebut terkait solusi terhadap ribuan migran rohingya yang terdampar di kapal lepas pantao Asia Tenggara, karena tidak ada negara kawasan yang bersedian membawa mereka.
Menurut seorang pejabat yang enggan disebut namanya, Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman melakukan pertemuan dengan Bangladesh, Abul Hassan Mahmood Ali. Ia juga dijadwalkan akan bertemu dengan menteri luar negeri Indonesia dan Thailand.
Selama ini Malaysia dikritik karena lama mengabaikan penderitaan rohingya. Padahal Malaysia merupakan anggota Asosiasi 10-negara Bangsa-bangsa Asia Tenggara.
Pada hari Jumat, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak berjanji untuk mengambil tindakan sebagai panggilan mendesak untuk mengatasi krisis kemanusiaan semakin mengalir dari PBB, Amerika Serikat dan lain-lain.
"Ini adalah masalah penting internasional dan regional. Kami berada dalam kontak dengan semua pihak terkait, dengan siapa kita berbagi keinginan untuk menemukan solusi untuk krisis ini," kata Najib, dikutip dari AP, Ahad (17/5).
Saat ini 583 warga asing, di antaranya 240 warga Bangladesh yang bertujuan mencari kerja ke Malaysia terdampar di Aceh Utara.
Warga Bangladesh saat ini ditempatkan di kantor imigrasi Lhokseumawe untuk diidentifikasi lebih lanjut. Tak hanya itu, menurut Ahyudin pengungsi Rohingya juga telah memasuki wilayah Langkat, Sumatera Utara.
Dalam beberapa waktu terakhir, aparat keamanan Indonesia mencegah pengungsi Rohingya masuk ke Indonesia. Pengungsi yang masuk perairan Indonesia diberikan makanan dan minuman, tetapi tidak diizinkan masuk Indonesia. Sehingga mereka terombang-ambing di tengah laut.