Senin 18 May 2015 09:04 WIB

Calon Pemimpin NU Harus Dipertanggungjawabkan Keilmuannya

Ulama NU saat Pra Muktamar PBNU di Medan, Ahad (17/5)
Foto: pbnu
Ulama NU saat Pra Muktamar PBNU di Medan, Ahad (17/5)

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Pejabat Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A. Mustofa Bisri, mengatakan, penting untuk Nahdlatul Ulama memilih pemimpin yang keilmuannya bisa dipertanggungjawabkan.

 

“NU didirikan dengan silsilah dan keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan, mulai dari pendiri NU Mbah Hasyim Asy’ari sampai Gusti Allah,” kata Gus Mus, panggilan  Mustofa Bisri, di Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Kota Medan, Sumatera Utara, Ahad (17/5).

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj sejalan dengan pemikiran Gus Mus tentang kriteria pemimpin NU dengan keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk bisa mendapatkan pemimpin semacam itu, salah satunya dapat dilakukan melalui jalan musyawarah mufakat.

 

“Tugas kita untuk menjaga Haibatul Ulama, Karomatul Ulama. Makanya PBNU menawarkan metode Ahlul Halli wal Aqdi, pemilihan Rais ‘Aam melalui musyawarah mufakat, bukan mengadu ulama secara terbuka,” kata Kiai Said.

 

Kang Said, demikian Kiai penyandang gelar akademik profesor ini disapa di kesehariannya, terkait kriteria keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan untuk pemimpin NU, menyebut keharusan menguasai beberapa kitab klasik, di antaranya Fathul Wahab, Fathul Muin, tafsir Ibnu Katsir, uslul fiqh Jam’ul Jawami’, dan kitab-kitab lainnya.

 

Selain keilmuan Kang Said juga menyebut kriteria-kriteria lain pemimpin NU, antara  lain berilmu, cerdas (alim), sederhana (zuhud) dan wara’.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement