Senin 18 May 2015 10:46 WIB
Kontroversi Nada Membaca Alquran

Alquran Berlanggam Jawa dan Abaikan Tajwid, Haram?

Rep: c 94/ Red: Indah Wulandari
Tilawan Alquran dengan Langgam Jawa
Foto: Youtube
Tilawan Alquran dengan Langgam Jawa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bacaan Alquran dengan langgam Jawa yang mengabaikan tajwid temasuk diharamkan.

“Patokan bacaan Alquran bukan terdapat pada langgamnya melainkan pada ketepatan bacaannya sesuai kaidah tajwid. Meski dengan langgam Arab, kalau tajwidnya rusak, maka tetap haram,” papar salah satu pengajar pondok pesantren Tahfidz Al Mustaqimiyah, Leuwisadeng, Bogor Deden M. Makhyaruddin, Senin (18/5).

Ia pun mengutip pemikiran Imam Al-Syafii bahwa membaca Alquran dengan langgam tertentu bukan termasuk ashabiyyah atau seseorang yang membenci orang lain karena bukan dari kaumnya.

Sikap kritis Deden selalu dikemukakan tatkala mendengar Alquran dibacakan dalam langgam di luar kewajaran. Seperti saat mendengar bacaan Alquran dalam langgam Maroko di acara resmi kerajaan maupun saat berjamaah di masjid.

Menurutnya, keanehan langgam tersebut terkendala pada tajwid. Ia menjelaskan, dirinya sempat beberapa kali mengikuti tadarus Alquran di salah satu masjid di kota Cassablanca, Maroko. Banyak sekali tajwid yang tak sesuai.

Maka, ia sempat menanyakan ke Bagian Alquran Kementerian Agama Maroko terkait hal tersebut. "Jawaban mereka, kami tengah berusaha, akan kami ubah secara perlahan, hingga tak ada bacaan mereka yang salah, meski dengan langgam Maroko,"ungkap Deden.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement