Senin 18 May 2015 11:03 WIB
Penelantaran anak

Gaya Hidup Hedonis Hasilkan Para Ortu yang tak Siap Mental

 Seorang bocah digandeng orang tuanya saat akan mengikuti shalat Ied di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Ahad (19/8). (Aditya Pradana Putra/Republika)
Seorang bocah digandeng orang tuanya saat akan mengikuti shalat Ied di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Ahad (19/8). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Temuan fakta bahwa orang tua lima anak yang ditelantarkan di Cibubur, Jakarta Timur mengonsumsi narkoba memperlihatkan adanya fenomena kebahagiaan palsu di kalangan keluarga kelas menengah karena gaya hidup hedonis.

"Kompetisi ekonomi membuat orang ingin menang, sayangnya mereka menggunakan alat bantu narkotik. Gaya hidup sudah berubah sekali saat ini dan ditambah mental orang tua tidak siap. Masyarakat saat ini juga tidak care dan juga gengsi," ungkap psikolog dari Universita Indonesia Dewi Haroen, Senin (18/5).

Selain tata kehidupan sosial yang salah, ketidaksiapan mental orang tua juga menjadi pemicu kasus penelantaran dan penyiksaan anak-anak. Ketidaksiapan itu disebabkan kehidupan yang sangat hedonis tadi.

"Mental orang tua yang tidak siap yang menyebabkan banyak terjadi kasus seperti ini. Orang tua mungkin depresi dengan kondisi yang hedonis. Padahal hakikinya tidak perlu semua materi untuk mendidik anak. Harusnya back to nature, menjadi orang tua itu apa sih?" kata Dewi.

Dengan kondisi kehidupan sosial saat ini yang tanpa sandaran sosial menyebabkan orang tua menjadi depresi.  Dia menyarankan, seharusnya ada kursus singkat bagi para orang tua atau calon orang tua agar mereka tahu bagaimana menjadi orang tua yang baik dan bagaimana mendidik anak.

Kursus singkat itu, kata dia, bisa dimulai dari tingkat terkecil mulai dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), RT, dan RW. Dengan demikian, orang tua bisa memahami posisinya dan mendidik anak dengan cara seharusnya.

"Peningkatan fungsi PKK, RT dan RW juga sebagai deteksi jika terjadi permasalahan dalam kehidupan sosial masyarakat," tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement