Senin 18 May 2015 22:36 WIB

Penipuan Asmara Paling Banyak Makan Korban di Australia

Red:
Jumlah pria dan wanita yang tertipu lewat internet hampir sama banyaknya.
Foto: abc news
Jumlah pria dan wanita yang tertipu lewat internet hampir sama banyaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Warga Australia menderita kerugian sekitar $ 82 juta (lebih dari Rp 820 miliar) di tahun 2014 karena berbagai tindak penipuan, dengan penipuan berkedok asmara di internet paling banyak memakan korban.

Menurut laporan yang dibuat oleh Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (ACCC) mengatakan bahwa mereka menerima laporan adanya 90 ribu kasus penipuan di tahun 2014, dengan satu dari sembilan penipuan berakibat kerugian pada korbannya.

Kerugian karena penipuan berkedok asmara mencatat korban terbesar dengan kerugian sekitar $ 28 juta.

Menurut laporan walau jumlah mereka yang tertipu berkurang jumlahnya, namun kerugian kerugian dari mereka yang tertipu semakin besar, dengan 3 persen kerugian mencapai 34 persen dari kerugian penipuan.

Dalam 14 kasus, kerugian mencapai lebih dari $ 500 ribu (sekitar Rp 5 miliar). Selain penipuan berkedok asmara, penipuan investasi, dan penipuan piranti lunak komputer yang bisa meramal sesuatu juga bentuk penipuan berikutnya yang banyak memakan korban.

Lebih dari $ 21 juta kerugian terjadi dalam bentuk penipuan dimana mereka diminta menginvestasikan dana dalam  sebuah skema tertentu, atau membeli piranti lunak yang bisa membantu menghasilkan uang.

Laporan juga mengatakan jumlah pria dan wanita hampir sama banyaknya demikian juga dengan kelompok umur. Hal yang mengejutkan dalam laporan tersebut adalah 53 persen penipuan dilakukan lewat telepon, baik pembicaraan langsung maupun SMS, sementara 38 persen lewat online.

Laporan adanya korban penipuan paling banyak dari New South Wales, Victoria dan Queensland dimana memang konsentrasi terbesar penduduk Australia.

ACCC mengatakan kerugian sebenarnya mungkin lebih besar lagi karena mereka hanyalah salah satu dari badan yang mengumpulkan laporan mengenai aktivitas penipuan ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement