Senin 18 May 2015 14:17 WIB

Empat Fokus dalam Pembangunan Maritim

Rep: c91/ Red: Satya Festiani
Foto udara gugusan pulau Aruah dari pesawat intai maritim CN-235 220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) TNI AL di Selat Malaka, Riau, Rabu (6/5). (ANTARA/M Agung Rajasa)
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Foto udara gugusan pulau Aruah dari pesawat intai maritim CN-235 220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) TNI AL di Selat Malaka, Riau, Rabu (6/5). (ANTARA/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini Indonesia tengah gencar membangun di sektor maritim. Apalagi Presiden Joko Widodo menyatakan ingin menjadikan tanah air sebagai poros maritim dunia.

Deputi IV Menteri Koordinator Kemaritiman, Syafri Burhanuddin mengatakan, ada empat fokus dalam pembangunan maritim. "Fokus pertama, kedaulatan maritim. Hal itu meliputi memperkuat batas-batas teritorial Indonesia," tuturnya dalam sambutannya, di Seminar Nasional Kemaritiman, di Jakarta, Senin, (18/5).

Ia mengungkapkan, sampai sekarang masih ada beberapa daerah yang belum selesai pengurusan batas wilayahnya, terutama batas kontinen. Baginya, penyelesaiannya tergantung kesiapan negara lain untuk berdiskusi.

Kemudian fokus kedua yaitu Sumber Daya Alam. "Tak hanya mineral migas, jasa-jasa termasuk pariwisata," katanya.

Selanjutnya, perlu ada pemfokusan ke Infrastruktur. Syafri menyebutkan, sekarang ada lima pelabuhan yang sedang dikembangkan, baik dari kapal maupun logistiknya.

Fokus terakhir adalah Iptek dan Budaya Maritim. "Mengembangkan kedaulatan dan Iptek butuh waktu dan proses. Peru mendidik, membangun, serta memanfaatkan potensi yang ada," tutur Syafri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement