REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ketua Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sodaqoh Nahdlatul Ulama (Laziz NU) KH Masyhuri Malik menyatakan kesiapannya menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Kepada Republika, Kiai Masyhuri mengaku diminta oleh sebagian besar pengurus NU di berbagai daerah untuk memimpin PBNU.
“Saya diminta dari ‘bawah’. Sudah lama diminta temen-temen pengurus cabang NU dari berbagai daerah. Pengurus Suriyah, Tanfidziyah dan ulama NU lain juga merestui,” ujar Kiai Masyhuri di Medan, Senin (18/5).
Usai medapat dukungan dan restu tersebut, Kiai Masyhuri membulatkan tekat untuk maju dalam bursa pencalonan. Ia mengatakan mulai melakukan pertemuan dengan berbagai pengurus NU di berbagai daerah sejak beberapa bulan lalu.
Saat ini, ia mengatakan telah menemui sebagaian besar pengurus NU se-Indonesia. “Sudah banyak. 60 persen (cabang se-Indonesia) sudah saya temui. Insya Allah kebanyakan berkomitmen,” ujarnya.
Kiai Masyhuri mengatakan, ia memiliki gagasan stategis bagi kemajuan Nahdlatul Ulama. Namun, di samping itu, ia juga tak melupakan kebutuhan yang lebih teknis yang sangat dibutuhkan oleh para pengurus NU di daerah.
“Kita hendak memperbaiki NU tertama dalam konteks organisatoris. Jujur saja, selama ini, NU sangat kuat secara jamaah. Namun, tidak terlalu kuat secara jami’yah. Nah, kita ingin memperbaiki itu,” ujarnya.
Salah satu cara untuk memperbaiki NU secara jami’yah, kata dia, adalah dengan cara memperbaiki kualitas kaderisasi. Untuk itu, ia akan melakukan kaderisasi intensif dalam menanamkan ideologi aswaja kepada kader NU.
Di samping pengawalan kaderisasi, kemandirian ekonomi organisasi menjadi gagasan kiai yang pernah menjadi santri KH Ma’shoem Lasem ini.
“Penguatan ideologi dan indpendensi organisasi merupakan dua hal yang sangat penting bagi NU saat ini,” ujar Ketua Pelaksana Program Kaderisasi PBNU ini.
KH Masyhuri Malik merupakan salah satu dari tiga kandidat ketua umum PBNU. Selain Kiai Masyhuri, terdapat KH Said Aqil Siroj dan Salahuddin Wahid yang juga bersiap mencalonkan diri di posisi yang sama.