REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Almarhum Dubes RI untuk Pakistan Burhan Muhammad (58 Tahun) diketahui meniti karier pertamanya di Badan Intelejen Negara (BIN) hingga menduduki jabatan Deputi Luar Negeri dan Deputi Analisa BIN sampai tahun 2012.
"Beliau diangkat sebagai Duta Besar RI di Pakistan sejak menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada pemerintah Pakistan pada tanggal 12 November 2012," ujar Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi di Kantor Kemenlu, Selasa (19/5).
Dalam pidato belasungkawanya, Retno juga membacakan riwayat hidup dari Almarhum. Dubes Burhan meninggalkan dua orang putra, ia menyelesaikan studi S1 Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada tahun 1983. Beliau juga menyelesaikan program Master di bidang Hubungan Internasional pada tahun 1993 di Universitas Pittsburgh AS.
Dubes Burhan menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa. (19/5) pukul 00.50 waktu Singapura di General Hospital Singapura. Beliau meninggal setelah delapan hari menjalani perawatan intensif akibat luka bakar 70 persen. Beliau mengalami kecelakaan helikopter Mi-17 di lembah Gilgit Baltistan pada Jumat (8/5).
Helikopter tersebut diketahui membawa total 17 orang, sebagian besar merupakan perwakilan negara. Dalam peristiwa naas itu, tujuh orang meninggal. Salah satunya adalah istri Dubes Burhan, Hery Listyawati.
Rencananya mereka melakukan perjalanan menuju Gilgit-Baltistan untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif. Mi-17 sendiri merupakan helikopter yang dianggap handal, pertama kali dibuat oleh Rusia sesuai dengan kondisi iklim dan geografis di Asia.