REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmantha Nasir mengatakan pemerintah Indonesia akan terus menunggu investigasi pemerintah Pakistan terkait jatuhnya helikopter Mi-17 di lembah Gilgit Baltistan,Jumat (8/5). Kecelakaan itu menewaskan Dubes Pakistan untuk Indonesia, Burhan Muhammad serta istrinya Hery Listyawati.
"Kita belum dapat hasil. Mereka masih melakukan investigasi. Apabila ada hasilnya kita akan minta untuk tahu apa yang terjadi," kata Tata di Kantor Kemenlu, Jalan Taman Pejambon, Nomor 6, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Saat ini, Kemenlu tidak bisa menarik kesimpulan karena hasil investigasi yang belum terima. Pemerintah nantinya juga akan meningkatkan keamanan terhadap para Dubes di luar negeri dengan meninjau secara berkala.
Dubes Burhan merupakan kelahiran 3 Agustus 1957. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa. (19/5) pukul 00.50 waktu Singapura di General Hospital Singapura. Dubes Burhan meninggal setelah delapan hari menjalani perawatan intensif akibat luka bakar 70 persen.
Helikopter tersebut membawa 17 orang. Sebagian besar merupakan perwakilan negara. Dalam peristiwa nahas itu, tujuh orang meninggal. Salah satunya adalah istri Dubes Burhan, Hery Listyawati.
Rencananya mereka melakukan perjalanan menuju Gilgit-Baltistan untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif. Mi-17 sendiri merupakan helikopter yang dianggap handal. Pertama kali dibuat oleh Rusia sesuai dengan kondisi iklim dan geografis di Asia.