Selasa 19 May 2015 12:07 WIB

PR untuk Kembangkan Pariwisata Bahari

Rep: c91/ Red: Satya Festiani
Seorang wisatawan tengah menikmati keindahan kehidupan bawah laut. Indonesia memang dikenal memiliki potensi wisata bahari yang tinggi (ilustrasi)
Foto: Antara
Seorang wisatawan tengah menikmati keindahan kehidupan bawah laut. Indonesia memang dikenal memiliki potensi wisata bahari yang tinggi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didien Junaedy, menyatakan, pariwisata bahari merupakan bagian dari poros maritim. Ia pun mengaku senang tahun ini kemaritiman menjadi prioritas.

Ia menyebutkan, Kementerian Pariwisata menargetkan, wisata asing mencapai 20 juta hingga 2019. "Selain itu share wisata baharinya harus mencapai minimal 20 sampai 30 persen sampai 2019," ujarnya di Jakarta, Senin, (18/5).

Menurut Didien, untuk meraih target tersebut, Menko kemaritiman harus melakukan beberapa pekerjaan rumah. Di antaranya koordinasi lintas sektor, sesuai Peraturan Presiden No 64 Tahun 2014 Tentang Koordinasi Lintas Sektor," jelasnya.

Tak hanya itu, Menko Kemaritiman perlu juga membangun titik labuh untuk wisata YACHT, investasi termasuk perizinan membangun dermaga wisata. Kemudian memberikan akses permodalan melalui lembaga keuangan pemerintah maupun non pemerintah.

Fasilitas 'Zero Tax' pun perlu diberikan Menko Kemaritiman untuk melengkapi peralatan wisata bahari. Terakhir, kebijakan yang tak berjalan dengan semestinya juga harus dibenahi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement