Selasa 19 May 2015 16:42 WIB

Di Masa Percobaan, Yingluck Nyatakan tidak Bersalah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Thai Prime Minister Yingluck Shinawatra speaks to reporters following the declaration of a state of emergency in Bangkok January 21, 2014.
Foto: Reuters/Athit Perawongsa
Thai Prime Minister Yingluck Shinawatra speaks to reporters following the declaration of a state of emergency in Bangkok January 21, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra mengajukan pembelaan tidak bersalah di awal masa percobaannya, Selasa (19/5). Mahkamah Agung Thailand di Bangkok telah secara resmi membacakan tuduhan melawannya.

Ia menghadapi ancaman 10 tahun penjara jika terbukti bersalah dalam kasus skema subsidi beras. Pengadilan telah melarangnya bepergian ke luar negeri mulai saat ini.

''Saya percaya diri. Saya tidak bersalah,'' kata Yingluck pada wartawan.

Ia berharap pengadilan akan memberinya keadilan dan segala sesuatu berjalan sesuai hukum yang berlaku. Yingluck diminta tidak keluar Thailand tanpa izin selama masa percobaan. Jaminan untuknya diatur sebesar 900 ribu dolar AS atau 30 juta baht.

Sidang Yingluck selanjutkan direncanakan pada 21 Juli. Sebelumnya, Yingluck juga telah dilarang berpolitik sejak Januari ketika anggota dewan legislatif menyatakannya bersalah dan lalai dalam program skema beras. Ia dilarang dari politik selama lima tahun.

 

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement