REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Dua hakim Argantina menghadapi seruan untuk impeachment setelah mereka mengurangi hukuman bagi pelaku pedofil. Mereka beralasan tersangka bukan pelaku tunggal dalam kasus pelecehan pada korban.
Dilansir BBC News Rabu (20/5), Hakim Horacio Piombo dan Benjamin Sal Llargues berargumen korban telah menunjukkan tanda-tanda perilaku menyimpang. Menurut mereka korban telah dilecehkan sebelum aksi pelecehan yang dilakukan Mario Tolosa.
Atas argumen tersebut, hakim memutuskan mengurangi hukuman pada Tolosa. Awalnya Tolosa dijatuhi hukuman enam tahun penjara, tapi hakim kemudian memotong hukuman.
Menteri Dalam Negeri Argentina Florencio Randazzo mengatakan, putusan tersebut memalukan. Menurutnya tak etis menjadikan orientasi seksual korban sebagai alasan mengurangi hukuman pelaku.
Kepala Kabinet Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner, Anibal Fernandez mengatakan hal senada. Menurutnya kedua hakim harus diberhentikan sebelum sidang impeachment.
"Negara di tangan orang-orang bodoh, ini adalah salah satu aib terbesar yang pernah kami lihat di negara ini," katanya.
Pada Senin (18/5), Hakim Piombo membela putusannnya. Ia mengatakan, anak tersebut telah mengalami pelecehan sebelum serangan Tolosa. Korban menurutnya mengalami pelecehan oleh ayahnya sendiri sehingga memiliki orientasi seksual yang menyimpang.
"Tanda-tanda perilaku itu harus kami pertimbangkan," ungkap Piombo.
Hakim mengatakan, putusan tesebut bocor sebagai upaya mendeskriditkan ia dan rekannya. Sementara keluarga korban mengatakan, mereka akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung.