REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Riau, M. Firdaus, menyatakan pihaknya mendapat informasi bahwa beras imitasi dari plastik disinyalir sudah beredar di pasar daerah tersebut.
"Kami sudah mendapatkan informasi, memang sudah masuk tapi masih akan diselidiki dahulu tempatnya," kata M. Firdaus kepada di Pekanbaru, Rabu (20/5).
Ia mengatakan, Riau memang sangat rawan terhadap peredaran beras plastik karena sebagian besar kebutuhan didatangkan dari daerah lain. Setiap tahun Riau masih kekurangan sekitar 300 ribu ton beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Menurut dia, Riau sangat rentan disusupi barang-barang dari luar negeri yang masuk melalui pelabuhan rakyat di daerah pesisir yang minim penjagaan. "Jangankan beras, narkoba saja banyak masuk. Karena itu, perlu ada koordinasi dengan aparat terkait untuk pengamanan pelabuhan," katanya.
Selain itu, ia mengatakan pihaknya juga telah meminta agar dinas terkait di kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan di semua pasar sebagai langkah antisipasi terhadap masuknya beras plastik. Namun, ia mengatakan hal yang paling penting adalah memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati sebelum membeli produk di pasar.
"Kita memiliki program konsumen cerdas, yang intinya bagaimana mengajak masyarakat sebelum membeli harus lebih selektif, teliti, dan cermat. Beras plastik dalam jangka panjang bisa jadi penyakit," katanya.