Rabu 20 May 2015 21:04 WIB

Ericka Menemukan Islam Justru ketika Belajar Injil

Rep: C38/ Red: Ilham
Masuk Islam karena menginvestigasi ajaran setiap agama
Foto: Onislam.net
Masuk Islam karena menginvestigasi ajaran setiap agama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan muda itu bernama Ericka, seorang ibu rumah tangga berusia 27 tahun yang tinggal di Amerika Serikat. Perempuan asal Meksiko itu lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Katolik yang taat.

Sekitar tiga tahun yang lalu, atas undangan kekasihnya, ia mengunjungi sebuah gereja Kristen. Ia bertemu dengan para penginjil dan berdiskusi tentang Alkitab. Meskipun ia merasa tidak selalu memahami Alkitab, ia merasa cukup tertarik, setidaknya untuk datang pada hari Minggu berikutnya.

Sampai pada satu kesempatan, seorang pendeta menegaskan bahwa umat Islam membenci Yesus dan menyembah Tuhan lain, yaitu Allah. Di situlah awal mula keingintahuan Ericka muncul. Dia memutuskan untuk menyelidiki dan mengkonfirmasi perkataan itu.

Namun, perempuan itu terkejut. Ia menemukan banyak Muslim yang tidak bersikap seperti itu. Bahkan, Muslim sangat menghormati Yesus yang dipanggil sebagai nabi Isa. Ia menemukan bahwa Yesus bukan Tuhan sebagaimana yang dipercayai oleh iman Kristiani.

Ketika ia menyelidiki Alkitab, ia menemukan banyak kontradiksi dan penulisnya yang tidak diketahui. Sebagian orang-orang Yahudi, sebagian orang-orang tidak dikenal, dan beberapa penulis bahkan tidak tahu Yesus sama sekali, tetapi mereka menulis apa yang Yesus katakan.

Awalnya, Ericka menolak kenyataan itu. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, betapa Alkitab yang dia anggap sakral dan suci itu telah terdistorsi. “Saya berdoa kepada Tuhan agar membimbing saya dan menunjukkan kebenaran,” ujarnya, seperti dikutip Onislam.net, Senin (17/5). Ericka menemukan banyak bukti dan hatinya sudah merasa mendapat bimbingan yang benar, jadi dia mulai membaca tentang Islam.

Suaminya, yang terlahir sebagai Muslim, menjadi tempat Ericka bertanya tentang segala sesuatu. Kadang-kadang ia juga datang ke masjid untuk mengikuti kelas non-Muslim. Sebelumnya, perempuan itu sempat mempelajari Yahudi dan Buddha, tapi ia tidak pernah mendalami agama-agama itu lebih dari ia mendalami Islam.

“Saya juga bertanya kepada beberapa orang Kristen tentang Islam, tapi mereka tak tahu apa-apa. Begitupula ketika saya bertanya tentang kekristenan, mereka tahu sangat sedikit," tambahnya.

Kontradiksi Alkitab adalah masalah utama dalam kekristenan yang menggoyahkan iman Ericka. Setelah mempelajari Islam, Ericka menemukan betapa Alquran adalah firman Allah yang murni dan terjaga dari kesalahan apapun. Islam benar dan logis. Agama itu menawarkan semua jawaban untuk kehidupan ini.

Setelah memikirkan dengan matang, Ericka pun memutuskan untuk menjadi Muslim. Ia menemui suaminya dan mengucapkan syahadat. "Ketika mengatakan syahadat, saya merasa beban berat terangkat dari pundak saya. Saya merasa bebas, bersih, dan penuh dengan iman,” tuturnya.

Sejak itu, Ericka telah memakai jilbab. Ia mengaku belum mendapatkan perubahan besar, tapi keluarga telah menerimanya. Ia sudah cukup bahagia dengan itu. Menurutnya, Islam bukan hanya ritual, tetapi cara hidup yang lengkap. Islam menawarkan sebuah cara hidup yang baru, yang memungkinkan dia melihat alasan, logika, dan tujuan di balik penciptaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement