REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Temuan beras sintetis atau beras plastik yang kini sedang heboh diperbicangkan cukup membuat banyak masyarakat khawatir. Pasalnya, menurut Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Divisi Penelitian, Ilyani S. Andang menilai ada kemungkinan penyelundupan beras impor.
“Jika begitu, pemerintah harus selidiki impor beras ilegal,” kata Ilyani kepada ROL, Rabu (20/5). Menurutnya, terkait impor tersebut harus ada kejelasan apakah ada impor ilegal dari Cina atau tidak.
“Pemerintah perlu cek ulang data impor beras kita, harus ada kepastian mengenai impor ilegal tersebut karena ini sangat merugikan konsumen atau masyarakat luas. Karena dari data-data 2014 kita punya daftar impor dari Cina,” ungkap Ilyani.
Terkait dengan hal tersebut, Ilyani merasa heran jika ada penyelundupan terjadi. Padahal, menurutnya diketahui selama ini ada moratorium tidak diperbolehkannya impor.
Oleh karena itu perlu diketahui secara jelas, menurutnya apakah memang ada ilegal impor atau memang tidak boleh ada impor. Ditambah lagi, masih menurut Ilyani, pemasok impor Indonesia juga sangat banyak berarti ada kemungkinan impor ilegal terjadi.
Yang jelas kita harapkan dari pemerintah harus menyelidiki apakah memang ada impor dari Cina atau tidak. Karena kalo data-data dari data-data tahun 2014 kita mempunyai data impor dari Cina. Cuma moratorium tidak boleh impor. Berarti kan apakah memang ada ilegal tidak dibolehkan impor. Tapikan tim pemasok impor kita kan banyak banget berartikan da yang ilegal kan masuk.
Diketahui sebelumnya, beras plastik beredar di pasar tradisional. Seorang warga mendapatkan beras plastik itu setelah membelinya dari pedagang beras di sebuah pasar tradisional di Kota Bekasi, Jawa Barat. Temuan ini diposting di jejaring sosial Twitter atas akun Dewi. Ia mengaku mendapatkan beras plastik tersebut ketika membelinya pada Senin (18/5) kemarin.