REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Laporan mengenai kebengisan kelompok ISIS tak pernah habis terungkap. Terlebih, kasus penculikan hingga kekerasan seksual yang terjadi pada penduduk di wilayah yang dikuasainya. ISIS, disebut sebagai kelompok teror yang tak pernah jauh dari harta rampasan, senjata, dan wanita.
Laporan mengerikan kembali terungkap dari utusan PBB untuk kekerasan seksual, Zainab Bangura. Perempuan yang telah banyak menghabiskan waktunya melakukan penelitian di Suriah, Irak, dan Libya itu mengungkap bagaimana kasus kekerasan seksual yang terjadi pada tahanan perempuan.
"tentang nasib perempuan yang dibakar hidup-hidup karena menolak untuk melakukan tindakan seksual yang ekstrim," tulis laporan Mirror, Rabu (20/5).
Zainab Bangura juga berbicara tentang bagaimana kelompok teror memaksa gadis-gadis untuk bertelanjang, melakukan tes keperawanan, dan mengirim mereka ke pelelangan budak, setelah saudara-saudara mereka dibunuh.
"Pemimpin ISIS adalah yang pertama untuk memilih, diikuti oleh para pejuang," kata Bangura.
Penawar, kata Bangura, sering mengambil tiga atau empat anak perempuan. Kemudian mereka menjual kembali perempuan itu setelah mereka bosan.
"Kami mendengar dari seorang gadis yang diperdagangkan 22 kali. Ia bekas budak seks seorang pemimpin ISIS, tertulis namanya di tangan gadis itu," kata Bangura.
Beberapa perempuan, kata dia, banyak yang ketakutan dan begitu putus asa untuk melarikan diri. Atas kondisi itu, banyak dari mereka yang menggunakan jilbabnya untuk menggantung diri. Akibatnya, para pemerkosa ISIS kerap melarang perempuan mengenakan jilbab di beberapa daerah.