REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Otoritas Regulasi Nuklir (NRA) nuklir Jepang telah menyetujui sistem keamanan dasar reaktor nuklir ke tiga yang akan segera dioperasikan pasca tsunami 2011 lalu.
Keputusan ini akan memudahkan Shikoku Electric Power Co yang akan mengoperasikan stasiun energi Ikata di Prefektur Ehime untuk memenuhi 40 persen kebutuhan listrik masyarakat, demikian dilansir Reuters, Rabu (20/5).
Bagi pemerintahan yang dipimpin Shinzo Abe, listrik adalah fakto kunci penggerak ekonomi. Saat reaktor nuklir di seluruh Jepang diberhentikan operasinya, Jepang menggunakan energi fosil dengan impor bahan bakar mencapai 7,78 triliun yen per tahun.
Persetujuan keamanan hanyalah salah satu syarat yang diajukan NRA sebelum izin final diberikan. Izin ini nantinya juga mencakup pemeriksaan operasional.
Dalam pertemuan NRA, standar reaktor yang disetujui kali ini berbeda dari sebelumnya pasca melelehnya reaktor nuklir Fukushima. Keputusan ini akan dipublikasikan sebulan sebelum disahkan.
Reaktor ke tiga Jepang Ikata, beroperasi sejak 1994 dengan kapasitas 890 megawatt. Sementara nasib dua reaktor Ikata lainnya masih belum jelas.
Dua reaktor nuklir lain yang dioperasikan Kansai Electric Power dan Kyushu Electric Power juga sudah melewati tahap pertama persetujuan NRA.