REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Asosiasi kebun binatang dan akuarium Jepang (JAZA), sepakat tidak lagi memanfaatkan lumba-lumba dari Taiji yang ditangkap menggunakan metode kontroversial. Keputusan ini diambil JAZA setelah asosiasi kebun binatang dan akuarium internasional (WAZA) membekukan keanggotaan JAZA bulan lalu karena menolak berhenti memanfaatkan lumba-lumba dari Taiji.
Taiji jadi sorotan setelah 2009 lalu menjadi pemenang Oscar untuk kategori film dokumenter. Film ini menunjukkan ratusan lumba-lumba yang ditombak hidup-hidup di sebuah pantai kecil di kampung nelayan Taiji.
''JAZA akan melarang anggotanya untuk memanfaatkan lumba-lumba hasil tangkapan nelayan Taiji,'' tulis Presiden Direktur JAZA Kazutoshi Arai dalam suratnya kepada WAZA yang kemudian disambut baik 99 dari 152 anggota yang mengizinkan kembali JAZA masuk dalam WAZA.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif JAZA Kensho Nagai mengatakan, tiap tahunnya JAZA mengambil 20 ekor lumba-lumba dari Taiji dengan terus memperbaiki mekanisme penangkapan dan memisahkan lumba-lumba untuk akuarium dari lumba-lumba untuk konsumsi.
Sekretaris Kabinet dan juru bicara Pemerintah Jepang Yoshihide Suga mengatakan, pemerintah menyadari isu kontroversial antara WAZA dan JAZA ini. Pemerintah sendiri akan mengambil tindakan untuk mencegah efek lain yang tidak diinginkan.
''Perburuan yang dilakukan masyarakat sudah sepengetahuan dan dikontrol oleh badan saintifik sehingga bisa dipastikan lumba-lumba yang ditangkap tidak tersakiti,'' ungkap Suga.