REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Kasus korupsi yang melilit Airin Rachmy Diani disebut-sebut membuat sejumlah partai ragu untuk mengusungnya sebagai calon wali kota dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Tangerang Selatan (Tangsel) periode 2016-2021.
"Mayoritas partai politik di Tangerang Selatan sedang galau dan memboikot Airin," ujar Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ade Yunus, Kamis (21/5) di Tangerang.
Ade menjelaskan kegalauan partai politik (Parpol) tersebut tak lepas dari pemeriksaan yang tengah dilakukan Kejaksaan Agung (kejagung) terhadap Airin terkait kasus dugaan korupsi Pengadaan alat kesehatan di Tangerang Selatan.
Ade menlanjutkan istri Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan ini disebut-sebut juga terlibat kasus suap Pilkada di Lebak yang melibatkan terpidana eks Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Hal ini, kata Ade, membuat semua parpol sangat berhati-hati dalam menentukan kandidat sebagai Calon Wali Kota Tangsel. "Takutnya nanti ditengah jalan status Airin berubah menjadi tersangka dan ini akan menjadi masalah," paparnya.
Tak hanya masalah kasus, Ade melanjutkan keengganan parpol untuk menggandeng Airin juga datang dari kegagalan tercapainya sejumlah kontrak politik. Misal, kata Ade, Airin gagal menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi."Buktinya banyak anak buahnya yang bermasalah dan ditetapkan tersangka korupsi," tegas Ade.
Sementara meski masih memasukan nama Airin sebagai calon Wali Kota, namun sejumlah partai politik di Tangerang Selatan tengah memperketat penyeleksian bakal calon (Balon) wali kota mereka.
"Tentu saja masalah hukum menjadi salah satu pertimbangan kami dalam proses penyaringan balon wali kota," ujar Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera Tangerang Selatan, Unggul Wibawa.
Setali tiga uang, Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Tangerang Selatan, Arwan mengaku telah menyeleksi 14 orang terkait balon waki kota. Kini, jelas Arwan Demokrat telah memiliki 7 nama termasuk Airin sebagai balon orang nomor satu di Tangsel.