REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilusionis Demian Aditya tengah mempersiapkan aksi terbarunya, dikubur hidup-hidup dalam campuran semen pondasi jalan layang selama 50 jam. Aksi yang ia namakan "The Perfect Escape" itu dilakukan mulai Jumat (22/5) hingga Ahad (24/5) mendatang.
Melakukan aksi bahaya dikatakan Demian bukanya tanpa risiko. Ia sadar akan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.
"Ini tidak main-main, ada kemungkinan berhasil dan ada juga kemungkinan tidak," ujar Demian Aditya kepada wartawan, Rabu (20/5).
Demian mengaku sebelumnya sempat melakukan latihan. Sebagian tubuhnya hingga leher ia tutupi semen selama 12 jam. Dalam latihan itu ia sudah merasakan berbagai tantangan.
Pertama adalah semen (cor) yang mengering. Ketika menjadi padat, semen itu akan menghimpit bagian dada sehingga membuat pernafasanya terganggu.
"Dan berat cor itu jadi bertambah hingga 2 ton. Jadi tubuh saya harus menahan beban seberat itu. Tantanganya adalah di bagian kaki dan tulang punggung yang harus menopang itu," kata Demian.
Selama proses mengering, suhu semen akan meningkat hingga 60 derajat. Hal itu membuat seluruh tubuh Demian, bahkan organ dalam tubuh serasa dikungkung air panas.
"Tentu akan menekan organ tubuh saya, jadi sudah pasti peredaran darah menjadi kurang lancar," kata dia.
Setelah selesai latihan, Demian mengaku mendapat reaksi yang cukup mengganggu dari kulit. Muncul titik-titik kecil yang sangat gatal. "Kata dokter itu efek dari panas semen (melepuh). Nah kebayang kan gimana kalau nanti selama 50 jam," ujar Demian.
Meski sudah diperingatkan dokter Demian menyatakan tidak akan mundur dari aksinya itu. Hal ini sudah ia impikan sejak empat tahun silam.
"Pas acara nanti saya nggak bisa makan banyak, harus atur minum juga. Karena kalau kekurangan saya bisa dehidrasi dan kelebihan berefek pada buang air kecil. Karena kan saya tidak bisa bergerak," kata dia.