Kamis 21 May 2015 08:40 WIB

Indonesia Tingkatkan Ekspor Makanan dan Minuman ke Filipina

Rep: Rizkyjaramaya/ Red: Ilham
Produk makanan olahan.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Septianda Perdana
Produk makanan olahan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan akan mendorong peningkatan ekspor produk makanan dan minuman ke Filipina. Pasalnya, Filipina merupakan negara terbesar ketiga yang mengimpor makanan olahan dari Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak mengatakan, salah satu upaya untuk mendongkrak ekspor tersebut dengan memanfaatkan pameran International Food Exhibition (IFEX) Philippines 2015. Pameran ini akan berlangsung di SMX Convention Center, Pasay City, Filipina.

Nus optimistis melalui ajang pameran tersebut, target ekspor makanan olahan ke Filipina dapat ditingkatkan mencapai 8,9 miliar dolar AS. "Kami optimistis target ini bisa tercapai, apalagi sebelumnya kita juga telah sukses melakukan hal serupa saat pameran di Kanada pada awal Mei 2015 lalu," kata Nus dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (21/5).

Nus mengatakan, Asia Tenggara menjadi target utama pasar makanan olahan Indonesia. Pada 2014, nilai ekspor makanan olahan Indonesia mencapai 5,37 miliar dolar AS dengan tren ekspor sebesar 12,72 persen. Tiga negara tujuan ekspor makanan olahan di Asiaa Tenggara antara lain Malaysia, Filipina, dan Kamboja.

Ekspor makanan olahan ke Filipina pada 2014 tumbuh sebesar 11,02 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan nilai 502,9 juta dolar AS. Ekspor makanan olahan ke Filipina didominasi oleh kopi instan senilai 199,21 juta dolar AS dengan tren 575,8 persen. Produk lain yang diekspor ke Filipina di antaranya non-dairy creamer, cereals, kopra, dan  confectionery yang tidak mengandung cokelat.

Nus mendorong para pengusaha lebih proaktif dan memanfaatkan setiap peluang. Apalagi, negara-negara kawasan Asia Pasifik tengah melirik Asia Tenggara sebagai kawasan dengan sumber daya berlimpah dan pertumbuhan pengaruh ekonomi yang pesat. Tak hanya itu, tren pertumbuhan permintaan makanan halal, organik, dan makanan sehat juga meningkat.

"Untuk itu, selain mempromosikan produk yang belum banyak dikenal oleh calon mitra bisnis di Asean, kita juga harus memperkuat konsumsi produk makanan dan minuman Indonesia yang sudah masuk ke pasar Asean," ujar Nus.

Dalam pameran IFEX, Paviliun Indonesia dibangun seluas 108 meter dan memboyong 12 perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Aneka produk makanan dan minuman yang ditampilkan antara lain kacang panggang, kopi, teh, jamur, biskuit, mi instan, saus, bumbu masak, wafer, cokelat, minyak goreng, produk-produk rendah gula hingga waralaba restoran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement