REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pemerintah Nepal memberi tanda stiker merah untuk sekolah rawan runtuh dan hijau untuk sekolah yang cenderung aman. Penandaan itu bertujuan menjaga keselamatan siswa dari gempa.
Pada Rabu (21/5), Departemen Pendidikan Nepal telah sepakat untuk menandai gedung sekolah yang benar-benar aman dan tidak aman. Penandaan ini sebelumnya diusulkan oleh beberapa lembaga pendidikan.
"Tidak ada stiker warna kuning, sebab membingungkan dan tidak praktis untuk pemilik sekolah. Kegiatan belajar mengajar akan kembali berlangsung dalam waktu delapan hari," kata Ketua PABSON, Lakshya Bahadur KC. Menurut dia, sekolah di 49 kabupaten yang terdampak gempa akan dibuka kembali pada 1 Juni.
Saat ini terdapat 300 sekolah negeri dan swasta yang terdampak gempa. Sebanyak 904 ruang kelas yang masih berdiri tetapi berpeluang runtuh sewaktu-waktu. Sebanyak 503 ruang kelas mengalami kerusakan ringan. Meski begitu tim teknis belum menentukan status keamanan semua sekolah.
Sebagagai informasi, ada 7.532 sekolah terdampak gempa. Sebanyak 4.657 dari mereka rusak parah. Di beberapa daerah sebanyak 14.658 ruang kelas telah berubah menjadi puing-puing, sedangkan 6.314 tetap berdiri.
Berdasarjan data, ada 377 siswa sekolah terdampak gempa. Sementara 4 guru tewas dalam bencana gempa bumi dan gempa susulan.
Ada 400 sekolah swasta yang harus dibongkar segera. Di Kathmandu saja, 20 gedung sekolah membahayakan orang yang tinggal di sekitar wilayah tersebut.