REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Beras plastik sudah beredar cepat hingga pelosok daerah di Indonesia. Belakangan ini, beras sintetis sempat beredar hingga wilayah Kabupaten Wonogiri, Jateng dan terus merambah ke wilayah Propinsi Jateng Pantai Selatan paling timur.
Beberapa pedagang di sana mengaku pernah dikomplain pembeli, lantaran beras terasa licin dan jika dimasak rasanya tidak enak. ''Betul, saya pernah dikopmplain. Kata pembeli saya, jenis beras agak-agak licin, mengkilap. Jika dimasak terasa kenyal, rasanya tidak enak,'' ujar Sri Wasis (55), pedagang beras Pasar Wonogiri Kota, Kamis (21/5).
Menurut Sri Wasis, beras tersebut didapat dari salah satu distributor beras dari Kota Solo. Tapi harganya lebih mahal sedikit karena tekstur dan bentuknya lebih bagus katimbang beras asli. Ia mengaku sempat membeli beras itu dua kali. Kemudian tidak membeli lagi karena dikomplain pembeli.
"Berhubung selalu dikomplain pembeli, sekarang sudah tidak ambil lagi. Gimana lagi, setiap pembeli beras model itu selalu komplain,'' katanya.
Pedagang beras lain, Sri Mulyani (46) mengaku sudah paham betul mengenai ciri-ciri beras palsu tersebut. Dengan begitu, dirinya tidak akan kecolongan menjual beras sintetis. Dari awal, ia tidak berniat menjual beras model begitu.
''Jika dilihat sepintas bentuk, model, bungkus, sudah hafal dengan beras asli, dipegang saja sudah terlihat. Saya tidak bakal jual beras yang demikian. Selain itu saya memilih menjual beras lokal, seperti Rojolele, C4, dan beras asli Delanggu,'' tambahnya.
Sri Mulyani mengaku terperangah setelah ia melihat siaran televisi yang mengabarkan peredaran beras sintetis. ''Alhamdulillah,saya aman tidak ikut jualan barang tiruan demikian. Jadi, tidak ikut meracuni pembeli,'' ucapnya.