REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping memperingatkan bahwa agama harus bebas dari pengaruh asing, Rabu (20/5).
Pemerintah harus meminta kelompok agama dalam negeri untuk janji kesetiaan kepada negara. Cina yang didominasi oleh Partai Komunis resmi ateis selalu berusaha untuk mengendalikan berbagai agama dan penyebarannya.
"Kita harus mengelola urusan agama sesuai dengan hukum dan mematuhi prinsip kemerdekaan untuk menjalankan kelompok agama pada kemauan kita sendiri," kata Presiden Xi Jinping pada pertemuan tingkat tinggi yang berusaha untuk menyatukan kelompok-kelompok Partai non-komunis dan individu, dilansir dari Arab News.
"Upaya aktif harus dilakukan untuk memasukkan agama ke dalam masyarakat sosialis," tambah Xi.
Di wilayah barat Xinjiang dan Tibet, contohnya, pemerintah mengatakan pasukan asing memanfaatkan Islam dan Buddhisme Tibet untuk menghasut masyarakat setempat untuk menentang kekuasaan Cina.
Hal itu membuat agama menyebar dengan cepat di sana, sehingga, sebagian orang mengalami krisis kepercayaan dan meninggalkan nilai-nilai komunis.
Sejak awal 2014, provinsi Cina timur Zhejiang telah secara paksa menghapus salib dari lebih dari 400 gereja Kristen sebagai upaya nyata untuk mengurangi visibilitas agama yang berkembang pesat di dunia.