REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai pelaksanaan MotoGP di Indonesia yang direncanakan pada 2017 mendatang memiliki dampak luas, khususnya bagi pariwisata. Event dunia tersebut sangat potensial mendatangkan wisatawan terutama mancanegara.
"Value dari event direct-nya saja saya perkirakan minimal 50 juta dolar AS. Belum lagi media value dari 64 tv yang akan menyiarkan ke sekitar 200 negara. Itu kira-kira bisa mencapai 250 juta dolar AS," ujar Arief Yahya dalam jumpa pers "Road to MotoGP 2017" di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Rabu (20/5) malam.
Karena itu Menpar mengatakan pihaknya sangat mendukung rencana penyelenggaraan ini. "Kesempatan ini terbatas pada dua slot. Satu sudah diambil Thailand dan Alhamdulillah dua pihak (Indonesia-Dorna SL selaku penyelenggara MotoGP) sama-sama tertarik. Dan kita confirm Indonesia tertarik," Kata dia.
Ia mengatakan pihak dari Dorna SL sudah melakukan peninjauan ke Indonesia. Bahkan Carmelo Ezpelata selaku CEO Dorna SL terbang langsung dari Madrid, Spanyol, untuk melakukan pertemuan tadi malam.
"Dia (Carmelo) mengatakan untuk akomodasi dan lain-lain kita sudah memenuhi syarat. Yang utama adalah sirkuit," ujar Menpar.
Ia lantas meminta kementerian/lembaga serta pihak terkait lainnya memberi dukungan agar renovasi sirkuit Sentul dapat berjalan lancar.
"Kita sepakat dalam satu bulan bentuk tim kecil lintas kementerian/lembaga termasuk seluruh mitra. Dalam tiga bulan kita bisa tandatangan MoU dengan pihak Dorna, karena dia mensyaratkan yang deal harus dari sisi pemerintah yang kemudian baru menunjuk pelaksana," kata dia.
Tongkat komando pembahasan ini nantinya akan dipegang oleh Kemenpora, karena ajang ini merupakan bagian dari olahraga.
"Tongkat komando akan ada di Kemenpora, bisnis baru di Kemenpar. Bagaimanapun ini adalah bisnis jadi pertimbangan yang diambil adalah bisnis," kata Menpar.