Kamis 21 May 2015 13:28 WIB

ISIS Rebut Kota Kuno di Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Kota Palmyra, Siria
Foto: NatGeo
Kota Palmyra, Siria

REPUBLIKA.CO.ID, PALMYRA -- Ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyerbu kota kuno Palmyra di Suriah, pada Rabu (20/5). Mereka berhasil merebutnya dari pasukan pro-pemerintah Suriah yang menarik diri setelah mengevakuasi sebagian besar penduduk sipil.

Jatuhnya Palmyra ke tangan ISIS menimbulkan kekhawatiran para ekstremis akan menghancurkan kota tersebut seperti yang mereka lakukan di Irak. UNESCO mencatat, Palmyra merupakan salah satu warisan dunia yang terkenal dengan tiang-tiang menjulang berusia 2.000 tahun dari era Romawi. Palmyra juga rumah bagi artefak dan benda bersejarah lain yang tak ternilai.

Palmyra juga memberi keuntungan strategis dalam segi militer. Seperti diketahui, kota tersebut adalah rumah untuk instalasi militer modern dan terletak di jalan raya yang menghubungkan Damaskus dan provinsi-provinsi lain di timur Suriah.

Salah seorang militan ISIS melalui internet menyatakan kegembiraanya berhasil merebut Palmyra. Ia mengatakan, ISIS telah mengusai sebuah rumah sakit di kota di mana pasukan Suriah sebelumnya menjadikan tempat itu sebagai markas. "Alhamdulillah telah dibebaskan," katanya.

Kepala Barang Antik Suriah Maamoun Abdulkarim mengatakan, sebelum Palmyra jatuh ke tangan ISIS mereka sempat menyelamatkan ratusan patung bersejarah ke tempat aman. Tapi ia tetap meminta tentara, oposisi dan masyarakat internasional menyelamatkan situs tersebut.

"Kekhawatiran kami untuk museum dan monumen besar yang tak bisa dipindahkan. Ini adalah pertempuran seluruh dunia," katanya.

Ia mengimbau masyarakat internasional untuk menyatakan, 'garis merah' di sekitar Palmyra. Abdulkarim juga meminta koalisi pimpinan Amerika Serikat melancarkan serangan untuk mencegah ISIS menghancurkan kota tersebut.

Jatuhnya Palmyra ke tangan ISIS terjadi selang beberapa hari setelah mereka merebut kota startegis Ramadi. Ini menunjukkan kemajuan kemampuan ekstremis. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan, pasukan pemerintah gagal dalam menghadapi serangan ISIS. Mereka menarik diri dari kota pada Rabu malam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement