REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Presiden Joko Widodo mengingatkan para siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar tidak menggunakan bantuan itu untuk membeli pulsa telepon genggam, tapi untuk kebutuhan sekolah.
"Kalau dana bantuan KIP tersebut disalahgunakan, negara berhak mencabut kartu tersebut dan tidak akan bisa digunakan lagi. Oleh karena itu, siswa yang sudah dapat KIP mohon uangnya digunakan secara benar, jangan sampai dipakai beli pulsa," tegas Jokowi ketika berdialog dengan siswa di Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh Tlogomas, Kota Malang, Kamis (21/5).
Presiden berpesan kepada siswa, baik yang menerima KIP maupun tidak, agar belajar dengan giat dan sungguh-sungguh karena negara sudah memberikan jaminan yang baik.
"Belajarlah yang giat dan sungguh-sungguh demi masa depan kalian," katanya tegas.
Pada akhir sambutannya, Presiden mengatakan seluruh anggaran yang digunakan untuk KIP dan tiga kartu lainnya berasal dari pengalihan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Usai membagikan KIP kepada perwakilan siswa, Presiden Jokowi membagikan satu unit sepeda angin kepada salah satu perwakilan siswa. Namun, sebelum memberikan hadiah satu unit sepeda angin, Presiden mengajukan pertanyaan pada seluruh siswa yang hadir.
Pertanyaan tersebut berkaitan dengan Pancasila, namun dari beberapa jawaban siswa tersebut banyak yang keliru karena dibolak-balik.
"Kalian bukan tidak bisa, tetapi grogi dan karena grogi itulah akhirnya sila-sila dalam Pancasila dibolak-balik," ujar Presiden.
Pada kesempatan itu Presiden juga menunjukkan kartu yang sama kepada masyarakat.
"Saya juga pegang KIS seperti yang bapak ibu bawa," ujarnya.