Kamis 21 May 2015 16:43 WIB

Pipa Bawah Laut di Cilacap Sempat Bocor

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu kapal tanker milik PT Pertamina.
Foto: Republika/Musiron
Salah satu kapal tanker milik PT Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Proses bongkar muatan minyak mentah dari kapal tangker ke kilang minyak Pertamina RU IV Cilacap, sempat diwarnai kebocoran ini. Hal ini menyebabkan, minyak mentah tersebut sempat tumpah dan menggenangi permukaan laut.  Hal ini juga diakui Public Relations Section Head Pertamina RU IV Cilacap Musriyadi. "Kebocoran terjadi saat kapal tangker hendak menyalurkan muatan minyak mentah melalui pipa bawah laut dari perairan di selatan  Nusakambangan," jelasnya.

Meski demikian dia menyebutkan, kebocoran tersebut tidak terlalu banyak. "Ketika diketahui ada kebocoran, petugas langsung menghentikan proses penyaluran minyak ke kilang. Selain itu, kami sudah melokalisasi tumpahan minyak tersebut sehingga tidak menyebar hingga mencapai kawasan pantai," jelasnya, Kamis (21/6).

Menurutnya, peristiwa kebocoan penyaluran minyak mentah melalui pipa bawah laut, terjadi pada Rabu (20/5) malam. Penyaluran minyak mentah, dilakukan tanpa harus kapal tangker yang memuat minyak mentah merapat ke dermaga milik Pertamina. Namun dilakukan dengan menggunakan pipa bawah laut, sehingga kapal tangker yang melalui proses bongkar muatan tetap berada di perairan lepas pantai.  

Namun setelah diketahui terjadi kebocoran, petugas di lapangan menghentikan proses pemompaan minyak mentah melalui pihak. Dia menyatakan, dari pemantauan yang dilakukan tim petugas dari pertamina dan instansi terkait, tumpahan minyak tersebut sudah berhasil dilokalisir. Bahkan tim tersebut juga menyusuri berbagai kawasan pantai di Cilacap, untuk mengantisipasi kemungkinan adanya minyak mentah yang terlepas dari upaya lokalisasi yang sudah dilakukan pihaknya. 

"Namun sejauh ini kondisinya masih kondusif dan aman. Tidak ditemukan adanya tumpahan minyak yang mencapai garis pantai," jelasnya.

Meski demikian dia menyatakan, pihaknya masih terus melakukan monitoring mengenai kmungkinan adanya tumpahan minyak yang terlepas dari lokalisasi dan mencapai garis pantai. Dari pengamatan di lokasi, sejauh ini memang tidak terlihat ada tumpahan minyak mentah yang sampai mencemari kawasan pantai di Cilacap. Kondisi perairan pantai di Teluk Penyu dan sekitarnya, masih terlihat seperti biasa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement