Kamis 21 May 2015 17:22 WIB
Petral bubar

Petral Dibubarkan, Harga Beli Minyak Mentah Diharapkan Efisien

Rep: C32/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri), Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kanan), Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) dan Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait proses penghentian kegiatan Petral
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri), Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kanan), Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) dan Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait proses penghentian kegiatan Petral

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Migas, Fabby Tumiwa mengharapkan dengan adanya pembubaran Pertamina Energy Trading Limited atau Petral maka akan banyak keefisienan yang dimiliki oleh Pertamina. Menurutnya, salah satu hal efisien yang diharapkan adalah mengenai harga beli minyak yang dilakukan oleh Pertamina.

 

“Petral kan dibubarkan alasannya karena menjadi tempat mafia migas,” ungkap Fabby kepada ROL, Kamis (20/5). Menurutnya, keadaan tersebut yang membuat pembelian minyak mentah yang dilakukan oleh Pertamina tidak efisien.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan, tak hanya pembelian minyak mentah saja yang tidak efisien namun produk bahan bakar minyak (BBM) juga terkena dampak ketidak efisienan tersebut. Tentu hal tersebut, masih menurut Fabby juga disebabkan oleh adanya mafia migas di dalam tubuh Petral.

 

Terkait dengan pembelian minyak mentah tersebut, Fabby menilai jika Petral dibubarkan maka pembelian minyak mentah akan dilakukan oleh Integrated Supply Chain (ISC). “Berarti jika ada pengalihan seperti itu, harusnya jika sesuai skenario bisa efisien,” kata Fabby.

 

Dalam hal ini, masih menurut Fabby, misalnya Pertamina dapat melakukan pembelian minyak mentah dengan kontrak jangka panjang. “Begitu juga dengan BBM, sifat pembeliannya juga bisa dengan kontrak jangka panjang,” jelas Fabby.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement