REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo menegaskan pemilihan anggota panitia seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berdasarkan kompetensi yang dimiliki masing-masing anggota pansel.
"Ya kalau saya, (pertimbangannya-red) karena keahlian, kompetensi," kata Presiden usai penyerahan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (21/5). Namun Presiden tidak memaparkan lebih jauh mengenai proses pemilihan anggota Pansel tersebut.
Presiden pada Kamis pagi sebelum bertolak menuju Jawa Timur mengumumkan anggota Pansel KPK di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Presiden juga menegaskan komitmennya terhadap upaya pemberantasan korupsi sekaligus menegaskan Komisi Pemberantasan Korupsi harus menjadi lembaga yang berwibawa.
"KPK harus menjadi lembaga negara yang berwibawa. Yang berperan dalam menjaga kewibawaan lembaga yang lain melalui pemerintahan yang bersih," kata Presiden dalam keterangan pers di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis pagi sebelum bertolak menuju Jawa Timur.
Menurut Presiden selain berperan dalam menjaga kewibawaan lembaga lain melalui pemerintahan yang bersih, KPK juga menjadi bagian penting dari semangat reformasi. "Saya menaruh harapan besar kepada Kepolisian, KPK dan Kejaksaan. Tiga lembaga ini harus bersih dan kuat, harus dipercaya masyarakat dan harus saling bersinergi," kata Kepala Negara.
Presiden juga menegaskan komitmennya dalam pemberantasan korupsi. "Saya ingin menekankan komitmen saya untuk pemberantasan korupsi. Semua berkepentingan untuk melawan korupsi. Ini kepentingan seluruh rakyat Indonesia," kata Presiden Joko Widodo.
Ditambahkannya,"Indonesia bisa bangkit menjadi bangsa yang besar kalau kita bebas dari korupsi." Pemerintah, kata Presiden membentuk panitia seleksi komisioner KPK yang diisi oleh ahli hukum dan ahli ekonomi. "Panitia harus berkompeten dan berintegritas," katanya.