REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Indonesia untuk mengurangi penderita balita pendek dan angka kematian ibu di Indonesia.
"Dua masalah besar terkait kesehatan di Indonesia yaitu balita pendek (stunting) dan kematian ibu saat persalinan," katanya dalam kuliah umum dan dialog dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim tentang Meningkatkan Harapan dan Kesejahteraan di Asia Timur, Ruang Senat Akademik Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (21/5).
Ia mengatakan Bank Dunia akan mengundang para ahli yang telah menangani balita pendek dan kematian ibu di berbagai negara berpendapatan rendah dan menengah seperti Cina, Turki dan Brazil. Ia mengatakan 37 persen anak Indonesia mengalami "stunting" dan angka mortalitas ibu sejumlah 190 dari 100.000 kelahiran hidup.
"'Stunting' (balita pendek) tidak hanya mengganggu pertumbuhan anak-anak, tetapi juga merusak kapasitas otak," ujar Jim yang juga merupakan dokter medis dan antropolog. Ia mengatakan jika tidak segera menangani masalah itu, maka negara akan mengeluarkan banyak biaya secara berkelanjutan.
"Anak-anak itu dan negara ini akan membayar biaya yang sangat mahal untuk situasi yang sesungguhnya bisa dicegah. Ini bisa dihindari," tuturnya.
Ia mengatakan angka kematian ibu di Indonesia tergolong sangat tinggi untuk negara yang memiliki status pendapatan menengah. "Indonesia berhasil sedikit menurunkan angka kematian ibu ini, tapi angkanya masih terlalu tinggi jika dilihat dari status ekonomi Indonesia. Apalagi sesungguhanya perempuan Indonesia mempunyai akses ke pelayanan kesehatan kandungan menyeluruh. Kami sangat ingin membawa pengetahuan global yang kami miliki demi mencari solusi agar Indonesia bisa cepat mengurangi kasus 'stunting' dan kematian ibu," katanya.
Jim mengatakan selama tiga sampai empat tahun ke depan Bank Dunia akan menyediakan lebih dari 11 miliar dolar AS untuk membiayai investasi-investasi infrastruktur penting termasuk di bidang energi, pelabuhan, perbaikan sistem pajak dan program perbaikan kualitas hidup manusia. Grup Bank Dunia, lanjutnya, juga akan bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan iklim usaha agar bisa menarik lebih banyak investor.
Ia juga mengapresiasi upaya Indonesia yang telah berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 11,3 persen dalam waktu 15 tahun. "Kemajuan lain bisa diperoleh Indonesia jika bersedia meningkatkan investasi dalam bidang kesehatan," katanya.