Kamis 21 May 2015 19:52 WIB

Seorang Pria Tewas Dikeroyok Waria di Tasikmalaya

Rep: C10/ Red: Bayu Hermawan
Garis polisi.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Garis polisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang waria bersitegang dengan seorang pelanggan. Mereka tawar menawar harga hingga berujung perkelahian di dekat Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya. Perkelahian tersebut mengakibatkan salah seorang di antara mereka meninggal dunia.

Kepolres Kota Tasikmalaya, AKBP Asep Saepudin mengatkan, awalnya ada laporan masyarakat pada Rabu (20/5) mengenai penemuan mayat laki-laki di salah satu toko mabel di Jalan Brigjen Sutoko, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Setelah dilakukan penyidikan di TKP, polisi menemukan kejanggalan. Kemudian melakukan penyidikan lebih lanjut dan memeriksa saksi-saksi.

"Dari ketrerangan saksi, diketahui pada malam itu korban pernah bersitegang dengan seorang waria," kata Asep kepada Republika, Kamis (21/5).

Setelah mendapatkan keterangan yang cukup, kemudian polisi menangkap 15 orang waria yang dicurigai terlibat. Setelah dilakukan prarekontruksi, tersangka mengerucut pada satu orang waria. Asep mengatakan, akibat perbuatannya tersangka diancam hukuman penjara kurang lebih 15 tahun.

 

Sementara, dari hasil otopsi diketahui korban bernama Sandi Permana (30 tahun) warga Kampung Lebak Gede, Desa Margajaya, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya. Indikasi sementara, kematian diakibatkan karena benturan dan pengaruh minuman keras.

Dari pengakuan tersangka, Yana Cahyana alias Rani (31) warga Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Ia menjelaskan, awalnya korban yang sedang mabuk ingin mengajak kencan. Akan tetapi, korban menawar harga terlalu murah. Selain itu, korban juga tidak mau membayar uang muka.

"Harga Rp 200 ribu tapi ditawar Rp 80 ribu untuk dipakai empat orang laki-laki," kata Rani.

Rani melanjutkan ceritanya, korban tiba-tiba marah dan mendorongnya hingga jatuh. Rani pun membela diri dan meneriaki korban dengan sebutan maling.

Menurut pengakuan Rani, selanjutnya korban dipukuli belasan orang waria. Rani juga mengaku tidak mengenal korban, namun ia ingin meminta maaf kepada keluarga korban atas kejadian tersebut.

"Saya sangat menyesal," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement